Monday, November 25, 2024

Tantangan dan Pandangan Gereja terhadap Pemilih Pemula dalam Pilkada Serentak 2024

Tantangan dan Pandangan Gereja terhadap Pemilih Pemula dalam Pilkada Serentak 2024

Tantangan dan Pandangan Gereja terhadap Pemilih Pemula dalam Pilkada Serentak 2024

Penulis: Yustinus Dwi Andriyanto 

(Dosen STIPAS Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangka Raya)


Pemilih pemula memiliki peran strategis dalam Pilkada Serentak 2024. Mereka adalah generasi muda yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya, dan jumlah mereka yang signifikan menjadikan suara mereka sebagai penentu arah pembangunan daerah di masa depan. Namun, di tengah potensi besar ini, ada tantangan yang tidak bisa diabaikan, yaitu kecenderungan apatisme, pengaruh kuat media sosial, dan kurangnya minat untuk menganalisis visi-misi calon kepala daerah.

Persoalan Pemilih Pemula

Apatisme dikalangan pemilih pemula sering kali disebabkan oleh minimnya pemahaman tentang pentingnya partisipasi politik. Banyak dari mereka yang merasa bahwa politik adalah ranah yang jauh dari kehidupan sehari-hari atau sudah tercemar oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Selain itu, arus informasi yang cepat dan tidak terfilter di media sosial membuat mereka rentan terhadap hoaks, politik identitas, atau kampanye manipulatif. Akibatnya, keputusan memilih sering kali didasarkan pada popularitas calon, bukan pada visi-misi yang ditawarkan.

Ketidakpedulian untuk menganalisis visi dan misi calon kepala daerah dapat berdampak buruk. Pemimpin yang terpilih mungkin tidak memiliki keberpihakan pada nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan bersama yang diajarkan oleh Gereja. Hal ini dapat menghambat upaya menciptakan tatanan masyarakat yang sejalan dengan prinsip-prinsip moral Kristiani. Ketidakpedulian dalam menganalisis visi dan misi calon kepala daerah adalah persoalan serius yang berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang bagi masyarakat, terutama jika pemimpin yang terpilih tidak memiliki komitmen terhadap nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan bersama. Dari sudut pandang Gereja Katolik, pemilihan pemimpin bukan hanya soal administratif atau formalitas politik, tetapi merupakan bagian integral dari tanggung jawab moral dan sosial umat beriman.

Ketidakpedulian dalam memilih calon yang berkomitmen pada keadilan dapat menghasilkan kepemimpinan yang hanya memperkuat ketimpangan sosial, korupsi, atau bahkan penindasan terhadap kelompok tertentu. Misalnya, seorang pemimpin yang tidak menjunjung kebenaran cenderung mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok, bukan demi kebaikan bersama. Dampaknya bisa berupa kebijakan publik yang tidak manusiawi atau diskriminatif, yang bertentangan dengan nilai Kristiani.

Pemimpin yang tidak memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat cenderung gagal menghadirkan solusi atas permasalahan mendasar, seperti kemiskinan, pendidikan, atau layanan kesehatan. Padahal, Yesus sendiri mengajarkan untuk mengutamakan mereka yang miskin dan tersisih (Luk. 4:18). Gereja memandang bahwa pemimpin daerah harus mampu menjadi pelayan yang peduli pada kebutuhan warganya, bukan sekadar pemegang kekuasaan.

Ketidakpedulian untuk menganalisis visi dan misi calon juga mencerminkan kurangnya pemahaman akan panggilan Gereja untuk terlibat dalam transformasi sosial. Gereja, melalui dokumen Christifideles Laici, mengingatkan bahwa umat beriman awam dipanggil untuk menguduskan dunia, termasuk dalam bidang politik. Membiarkan kepemimpinan jatuh ke tangan mereka yang tidak berkomitmen pada nilai-nilai Kristiani berarti mengabaikan panggilan tersebut.

Pandangan Gereja tentang Peran Pemilih

Gereja Katolik menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan politik sebagai bentuk nyata dari tanggung jawab sosial. Dalam Kompendium Ajaran Sosial Gereja, disebutkan bahwa setiap orang Kristen dipanggil untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat yang adil dan bermartabat (Kompendium ASG, 565). Hak pilih adalah salah satu cara konkret umat beriman untuk mewujudkan panggilan ini.

Paus Fransiskus dalam ensiklik Fratelli Tutti juga menegaskan perlunya membangun persaudaraan universal dan mengupayakan kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan umum, bukan kepentingan kelompok tertentu (FT, 154). Oleh karena itu, pemilih pemula harus memilih pemimpin yang memiliki komitmen terhadap keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan bersama.

Dalam tradisi sosial Gereja, keadilan dan kebenaran adalah dua pilar utama dalam membangun masyarakat yang bermartabat. Gereja mengajarkan bahwa pemimpin memiliki peran profetis untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama mereka yang lemah dan terpinggirkan, diperlakukan secara adil. Dalam dokumen Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan), Gereja menekankan bahwa "struktur sosial dan politik harus dirancang untuk melayani martabat manusia dan kesejahteraan semua orang" (GS, 26).

Gereja memahami politik sebagai sarana untuk mencapai bonum commune atau kesejahteraan bersama. Dalam Kompendium Ajaran Sosial Gereja (565), dijelaskan bahwa politik adalah bentuk cinta kasih yang diwujudkan dalam kehidupan publik. Oleh karena itu, memilih pemimpin yang tidak memperjuangkan kesejahteraan bersama adalah bentuk pengabaian tanggung jawab sebagai umat beriman.

Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium menegaskan bahwa Gereja harus menjadi "rumah semua orang," dan ini hanya dapat terwujud jika masyarakat dipimpin oleh individu yang berorientasi pada pelayanan, keadilan, dan dialog. Tanpa pemimpin seperti itu, masyarakat berisiko kehilangan arah moral dan spiritual.

Tugas Pemilih Pemula Pada Pemilu Serentak 2024

Sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan sosial, pemilih pemula diharapkan:

1. Meningkatkan Literasi Politik

Pemilih pemula perlu dibekali pengetahuan tentang sistem politik, tugas kepala daerah, dan dampak kebijakan yang diambil. Pendidikan ini bisa dilakukan melalui komunitas, sekolah, atau Gereja.

2. Kritis terhadap Informasi

Gereja mengajak umat untuk tidak mudah percaya pada berita atau informasi yang tidak jelas sumbernya. Prinsip discernment atau penilaian rohani sangat penting agar keputusan diambil berdasarkan kebenaran dan hikmat.

3. Memilih Berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani

Pemilih pemula perlu memilih calon yang mempromosikan keadilan sosial, menghormati martabat manusia, dan mengupayakan kesejahteraan bersama. Gereja mengajarkan bahwa politik adalah sarana pelayanan kepada masyarakat, bukan sekadar perebutan kekuasaan (ASG, 565).

Pemilih pemula memegang peran kunci dalam menentukan arah pembangunan daerah melalui Pilkada Serentak 2024. Gereja mengingatkan bahwa memilih adalah tindakan moral yang harus dilakukan dengan tanggung jawab dan kesadaran penuh akan dampaknya terhadap masyarakat luas. Dengan memahami nilai-nilai Kristiani dan mengaplikasikannya dalam proses pemilihan, pemilih pemula dapat menjadi agen perubahan yang mendukung terciptanya tatanan masyarakat yang adil, benar, dan sejahtera.

Saturday, November 9, 2024

Hari Pahlawan Menjadi Momentum Penting Bagi Anggota PMKRI

Hari Pahlawan Menjadi Momentum Penting Bagi Anggota PMKRI


Dalam momentum Hari Pahlawan, kita sebagai anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) diajak untuk merefleksikan kembali makna perjuangan para pahlawan dalam kehidupan kita saat ini. Sebagai anggota PMKRI kita memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan semangat kepahlawanan dalam wujud yang selaras dengan tantangan zaman. Nilai-nilai pengorbanan, keberanian, dan cinta tanah air yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan harus kira wujudkan dalam aksi-aksi nyata yang membawa perubahan positif bagi bangsa Indonesia.

Menjadi anggota PMKRI bukan sekedar status organisasi melainkan sebuah panggilan untuk menjadi “Garam dan Terang” bagi masyarakat Indonesia. Dalam semangat “Serviens In Lumine Veritatis” (Melayani dalam Cahaya Kebenaran), kita dipanggil untuk memperjuangkan keadilan, membela kebenaran, dan membangun kesejahteraan bersama. Moral keberanian untuk menyuarakan kebenaran di tengah ketidakadilan, solidaritas sejati terhadap mereka yang tertindas, dan kecerdasan dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa menjadi modal penting bagi setiap anggota PMKRI untuk memberikn kontribusi nyata bagi negeri.

Di era digital dan globalisasi ini, tantangan yang kita hadapin memang berbeda dengan masa perjuangan kemerdekaan. Namun, esensi perjuangan tetap sama. Sebagai anggota PMKRI, kita dapat mentransformasikan semangat kepahlawanan melalui berbagai aksi nyata seperti Gerakan anti-korupsi, dialog antar iman untuk membangun toleransi, advokasi kebijakan yang pro-rakyat, dan program pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas. Dengan berbekal nilai-nilai Katolik yang mengajarkan kita cinta kasih dan pengorbanan.

Momentum Hari Pahlawan sepatutnya menjadi titik tolak bagi setiap anggota PMKRI untuk memperbarui komitmen dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, Ingatlah bahwa menjadi pahlawan tidak harus menunggu momen besar atau pengakuan dari orang lain. Dalam keseharian kita sebagai anggota PMKRI, setiap tindakan yang membawa kebaikan bagi sesama adalah wujud nyata semangat kepahlawanan. Dengan tetap berpegang pada prinsip “Pro Ecclesia et Patria” (Untuk Gereja dan Tanah Air), mari kita terus berkarya dan berjuang demi Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera.

Sebagai penutup, marilah kita jadikan peringatan Hari Pahlawan ini sebagai momentum untuk menguatkan solidaritas dan semangat perjuangan di antara seluruh anggota PMKRI. Tantangan zaman yang semakin beragam menuntut kita untuk terus mengasah diri, memperkuat integritas, dan mempertajam kepekaan sosial. Dengan bersatu dalam semangat persaudaraan dan cinta tanah air, kita dapat mewujudkan cita-cita para pahlawan dalam perjuangan masa kini. Mari buktikan bahwa setiap anggota PMKRI adalah penerus bersemangat kepahlawanan, siap memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.


Penulis Sesilia Serlin Mesrawati Hulu




Saturday, October 5, 2024

Pentas Seni Dan Solidaritas GPGM Open Donasi Untuk Musibah Kebakaran Gereja Maranatha

 Pentas Seni Dan Solidaritas GPGM Open Donasi Untuk Musibah Kebakaran Gereja Maranatha 



Palangka Raya- Malam penuh kebersamaan dan solidaritas tersaji dalam kegiatan Panggung Kreasi Open Donasi yang di gelar GPGM atau Gerakan Peduli Gereja Marantha yang dilangsungkan di UPT Taman Budaya Jalan Temanggung Tilung, Kota Palangka Raya pada Sabtu malam 5 Oktober 2024. 

Acara ini diinisiasi sebagai bentuk dukungan dan penggalangan dana untuk musibah kebakaran di Gereja Maranatha. 

Berbagai penampilan seni tari tradisional menghiasi panggung, mulai dari Tari Gelang tradisional Kalimantan Tengah hingga atraksi Lompat Batu dari Nias. 

Kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat umum ini, menampilkan keindahan budaya nusantara sebagai wujud kekayaan bangsa sekaligus bentuk solidaritas untuk musibah kebakaran di Gereja maranatha. 

Tari Gelang, dengan gerakan yang anggun dan bertenaga, menampilkan nilai-nilai budaya lokal Dayak yang sarat makna, disisi lain, atraksi Lompat Batu yang spektakuler dari Nias juga ikut memukau penonton. 

Dalam wawancara, Ketua bidang organisasi GMKI Palangka Raya, Fiteli, menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas keterlibatan banyak pihak dalam kegiatan yang di inisiasikan tiga lembaga yaitu GMKI Cab. Palangka Raya, PMKRI Cab. Palangka Raya, dan BEM Universitas Kristen Palangka Raya. 

"Acara ini adalah wujud dari Kepeduluian kami sebagai anak kandung gereja terhadap musibah yang dialami oleh Gereja GKE Maranatha, sebelumnya juga kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak Gereja dan pihak terkait lainnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga panggilan kemanusiaan. Saya berharap donasi yang terkumpul dapat membantu pemulihan Gereja Maranatha," ungkap Fiteli. 

Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya, Matius Falentino Jehatud, juga memberikan tanggapannya tentang acara ini.

"Melalui pementasan seni panggung kresasi, kita merayakan keindahan keberagaman budaya sembari menunjukkan solidaritas kepada duka yang terjadi di Gerja Maranatha, Saya percaya, kegiatan ini tidak hanya membantu secara finansial, tapi juga membangun kebersamaan lintas budaya dan agama di Palangka Raya," ujarnya dengan optimis. 

Sementara itu, Presiden Mahasiswa UKPR, Marselinus Darman, menambahkan  pentingnya acara seperti ini bagi kalangan muda dan mahasiswa.

"Acara ini sangat positif, selain mengangkat kebudayaan nusantara, juga menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial bagi mahasiswa, kami dari UKPR sangat mendukung kegiatan ini dan berharap dapat menjadi momentum untuk terus peduli dan berbagi dengan sukarela, tak lupa saya mengucapkan seluruh masyarakat Kalimantan Tengah secara khusus kota Palangka Raya yang sudah mengambil bagian dengan caranya masing-masing. " kata Marselino. 

Pementasan seni ini melibatkan beberapa pihak yang turun mendukung kegiatan kemanusiaan di antaranya Sanggar riak renteng tingang, Sanggar Antang batuah, Sanggar igal jue, Sanggar betang batarung, Sanggar ruai bajenta, Sanggar tut wuri handayani, Sanggar PMKRI, Sanggar GSKI, PGIW KalTeng, UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah, NH Lighting, NHT Pro, Gerdayak, Borneo Print Adv, Kalteng bicara, Indonesia satu com, Info Kalteng, Foto Kalteng, Info palangka raya, Narasi Kalteng, Betang TV.

Penulis :

Ketua Presidium (Matius Valentino Jehatut)

Saturday, September 28, 2024

PMKRI Cabang Palangka Raya Serukan Gerakan Melawan Bullying Terhadap Anak dan Perempuan

 PMKRI Cabang Palangka Raya Serukan Gerakan Melawan Bullying Terhadap Anak dan Perempuan


Tia Malora, selaku Biro Pergerakan Perempuan PMKRI Cabang Palangka Raya, menyerukan gerakan untuk melawan kasus bullying yang terus terjadi terhadap anak-anak dan perempuan di Indonesia, terkhusus di Kalimantan Tengah, angka kasus bullying yang tercatat belakangan ini semakin mengkhawatirkan, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang terjadi di Jambi beberapa hari belakangan ini, dimana dari vidio yang beredar seorang remaja perempuan dibuli dan dipaksa merokok oleh sekelompok remaja perempuan lainya, bahkan dalam vidio itu terlihat remaja putri tersebut di jambak dan disiram menggunakan minuman oleh sekelompok remaja putri tersebut. Hal inilah yang memicu keresahan dalam diri Tia, hal itu Ia sampaikan Di Margasiswa PMKRI cabang Palangka Raya Santus Dionisius pada, 28 September 2024.

Menurut Tia, bullying terhadap anak dan perempuan adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius. "Di Indonesia, kasus bullying terhadap anak-anak dan perempuan sering kali tidak terdeteksi atau diabaikan. Ini adalah masalah serius yang harus kita tangani dengan tegas. Kalimantan Tengah tidak terkecuali, dengan berbagai kasus yang berdampak pada kondisi psikologis dan sosial para korban," tegas Tia.

Tia menambahkan bahwa Kalimantan Tengah menghadapi tantangan khusus karena faktor budaya dan keterbatasan akses terhadap perlindungan hukum serta layanan rehabilitasi bagi korban. "Di beberapa wilayah, korban bullying enggan melapor karena khawatir akan stigma atau ketidakpercayaan dari pihak yang seharusnya melindungi. Ini yang harus kita ubah," ujar Tia.

Melalui Biro Pergerakan Perempuan PMKRI Cabang Plangka Raya, Tia Malora dan timnya tengah mempersiapkan program-program advokasi, seperti penyuluhan tentang bahaya bullying, peningkatan kesadaran di lingkungan masyarakat, serta penyediaan layanan konseling bagi para korban. Mereka juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat, untuk memperkuat perlindungan hukum bagi anak-anak dan perempuan yang menjadi korban bullying.

"Kami menyerukan kepada seluruh pihak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, sekolah, hingga keluarga, untuk bersatu melawan bullying. Tidak ada tempat bagi kekerasan ini dalam masyarakat kita," ujar Tia Melora.

Tia berharap upaya bersama ini akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak dan perempuan di seluruh Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah.

 "Jika kita tidak bertindak sekarang, dampak jangka panjang dari bullying bisa menghancurkan generasi masa depan. Anak-anak dan perempuan harus dilindungi, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata," tutup Tia.

Melalu pemberitaan ini PMKRI Cabang Palangka Raya akan menggelar kampanye publik dan mengadakan dialog sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan memberdayakan masyarakat dalam melawan bullying.

Penulis :

Biro Pemberdayaan Perempuan (Tia Malora)


Tuesday, September 24, 2024

Tanggapan Pengurus PMKRI Cabang Palangka Raya Biro Lingkungan Hidup Terayana dalam Momentum Peringatan Hari Tani Nasional

 Hari Tani Nasional 



Dalam momentum memperingati Hari Tani Nasional, Pengurus PMKRI Cabang Palangka Raya melalui Biro Lingkungan Hidup, Terayana, menyampaikan tanggapan penting terkait peran tani dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. 


Terayana menggaris bawahi bahwa petani bukan hanya sebagai penghasil pangan, tetapi juga sebagai pelindung ekosistem. “Kami mendukung upaya petani dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan,” ujar salah satu pengurus. 


Dalam momen ini, PMKRI juga merencanakan serangkaian kegiatan, seperti diskusi dan penanaman pohon, untuk memperkuat sinergi antara mahasiswa dan petani. Harapannya, acara ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung sektor pertanian yang berwawasan lingkungan demi masa depan yang lebih baik.



Penulis :

Biro Lingkungan Hidup (Terayana)

Monday, September 23, 2024

Spirit Perjuangan Generasi Muda Bagi Gereja dan Tanah Air

 Spirit Perjuangan Generasi Muda Bagi Gereja dan Tanah Air


Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palangka Raya "Sanctus Dionisius" menyelenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB I) dengan tema "Menumbuhkan Spirit Perjuangan Generasi Muda."

Pembukaan Kegiatan ini berlangsung di Gedung Serba Guna Tjilik Riwut pada Kamis, 19/09/2024 yang dihadiri oleh Anggota Penyatu, Dewan Pendamping, Anggota Biasa serta Pastor Mederator.


Ketua Panitia, Alponsus Nuno Mario dalam laporanya menyampaikan bahwa peserta MPAB I berjumlah 40 peserta. Semua peserta berasal dari berbagai universitas atau perguruan tinggi yang berbeda di Kota Palangka Raya, tidak lupa ketua pelaksana mengucapkan limpah terima kasih kepada para senior, Donatur dan panitia pelaksana dalam mensukseskan kegiatan ini. Ketua Panitia MPAB I Alponsus Nuno Mario mengatakan, agar peserta bisa semangat mengikuti kegiatan dan bisa menjadi anggota biasa di tahap berikutnya. 
"Semangat dalam mengikuti kegiatan MPAB I, tetap tumbuhkan spirit perjuangan sesuai dengan tema yang diangkat, jadilah generasi muda yang tangguh bukan generasi muda yang rapuh," kata Alponsus.


Matius Valentino Jehatut selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya dalam sambutan menyampaikan kegiatan MPAB adalah kederisasi tingkat pertama, yang telah diatur dalam silabus pendidikan PMKRI, dalam tema yang diangkat yaitu “Spirit Perjuangan Generasi Muda” yang sering dikaitkan dengan Generasi Gen Z atau Generasi Stroberi. Ia berharap tema yang diangkat dalam kegiatan MPAB I ini menjadi generasi muda yang tangguh dan dapat terlibat dalam kemajuan Negeri ini.

“Generasi muda seringkali di kaitkan dengan Generasi rapuh atau yang sering di sebutkan generasi strawbery, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat mental generasi muda melemah, dengan adanya keresahan ini Dewan Pimpinan Cabang Mengangkat tema yaitu “Menumbuhkan Spirit Perjuangan Generasi Muda” dengan harapan generasi muda khususnya mahasiswa dapat menjadi generasi yang tangguh, kritis dan dapat berkontribusi dalam kemajuan Negeri ini," kata Matius.


Dewan Pendamping diwakilkan oleh Cindi Fantika banyak menyampaikan pengalamannya selama berPMKRI, dalam sambutannya beliau menyampaikan kepada peserta MPAB I untuk tetap semangat mengikuti awal hingga akhir kegiatan  karena di PMKRI merupakan laboratorium teman- teman untuk berkreasi dan berekspresi dan mencari jati diri teman- teman. 


Dewan pertimbangan, Ibu Antonia Kupa menyampaikan semoga kegiatan MPAB I ini bisa berjalan lancar dan sukses, dalam tema angkat beliau berharap agar para peserta dapat menumbuhkan spiritual iman kekatolikan, yang dimana anak muda katolik masa depan bagi gereja dan tanah air.


Pastor Moderator PMKRI cabang Palangka Raya Alponsus Danang Menyampaikan hal paling menarik beberapa waktu yang lalu  kita baru saja kedatangan Paus Fransiskus, dengan tema yang diangkat pastor moderator berharap para generasi muda dapat melanjutkan perjuangan untuk mewartakan dan sikap berbela rasa, sikap peduli terhadap sesama, beliau pun menyampaikan “PMKRI lahir dari Rahim Gereja katolik  dan sangat  mendukung teman-teman peserta mengikuti kegiatan MPAB I ini”.

Penulis : 
Divisi Dokumentasi dan Publikasi (Yohanes Sukur A. Papung)


Tuesday, September 3, 2024

Selamat Datang Yang Mulia Sri Paus Fransiskus di tanah Bhineka Tunggal Ika.

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Palangka Raya mengucapkan Selamat Datang kepada Yang Mulia Sri Paus Fransiskus di tanah Bhineka Tunggal Ika. 

Kunjungan ini merupakan kunjungan yang bersejarah, 35 tahun yang lalu tepatnya pada Oktober 1989 Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia dan ini adalah kunjungan yang ketiga kalinya yang dilakukan oleh Kepausan.

Kunjungan selama 4 hari ini sudah direncanakan pada tahun 2020, karena Covid melanda dunia akhirnya dapat direalisasikan pada tahun ini, dan kabar ini sudah direncanakan serta ditetapkan sejak 2023 lalu. 

Kunjungan Paus Fransiskus ini pula membawa Misi Perdamaian untuk bangsa Indonesia, bukan hanya itu Yang Mulia Sri Paus juga akan menghadiri beberapa agenda-agenda penting bersama Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dan jajarannya, dan para pemuka-pemuka agama di Masjid Istiqlal. Dapat disimpulkan bahwa misi ini akan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan, serta menjadi tonggak penting dalam memperkuat dialog antaragama di Indonesia. 

Kami PMKRI Cab. Palangka Raya berharap kunjungan Paus Fransiskus ini berdampak baik bagi Indonesia dan Vatikan untuk memupuk komitmen perdamaian dan persaudaraan seluruh umat manusia terkhususnya antar umat beragama.