Dalam kegiatan Dies Natalis PMKRI Cabang Palangka Raya "Sanctus Dionisius" ke-31 tahun, menyelenggarakan beberapa kegiatan yang mengaktualisasi dari spirit 3 benang merah, seperti bakti sosial PMKRI Mengajar, Olah Raga (Volly Ball), Launching Buku Sejarah, Reuni Alumni, dan juga Dialog Publik.
Dalam dialog Publik ini tema yang diangkat panitia penyelenggara yaitu “Pendidikan Politik dan Keterlibatan Pemuda Dalam Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024”, adapun yang menjadi narasumber dalam dialog ini ialah bapak Donny L, SH. CN. MH (Ketua DPD VOX Indonesia Kalteng), Eko Wahyu S, S.E (Anggota KPU Prov. Kalteng), Yoyo Riswandi, S.H (Kasubid 1 Politik Ditintelkam Polda Kalteng), M. Alfian Mawardi, SH (Ketua KNPI Kalteng) dan Romondus Romi, SH (Komda VIII PP PMKRI)
Wahyu S, S.E (Anggota KPU Prov. Kalteng), Yoyo Riswandi, S.H (Kasubid 1 Politik Ditintelkam Polda Kalteng), M. Alfian Mawardi, SH (Ketua KNPI Kalteng) dan Romondus Romi, SH (Komda VIII PP PMKRI)
Kegiatan Dialog Publik yang diselenggarakan oleh PMKRI Cabang Palangka Raya, pada tanggal 23 April 2020, pukul 16.00 WIB s/d Selesai. Obi Seprianto selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya dalam Opening Speechnya menyampaikan perhelatan pesta demokrasi untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, dan wakil-wakil rakyat untuk pusat (DPR), Provinsi, serta Kabupaten/Kota (DPR Provinsi dan DPR Kabupaten/Kota) untuk periode 2024-2029 masih lama terhitung dari sekarang sekitar dua tahun lagi. Namun baliho-baliho sudah mulai terpajang rapi di sepanjang bahu jalan secara terkhusus di Kota Palangka Raya.
Tidak lepas dari ingatan kita bersama apabila kita tarik kebelakang kembali semakin mendekati waktu pemilihan banyak dari tiap kubu baik dalam pemilihan esekutif maupun legislatif pasti terlibat dalam perdebatan tentang hal-hal yang tidak substantif atau tidak mencerminkan akhlak yang baik dalam berpolitik, seperti hoaks dan hate speech (ungkapan kebencian)
Ini penting kenapa pemuda harus bersikap, karena berdasarkan hasil beberapa survey, Pemilih dari generasi milenial dan generasi Z diprediksi akan mendominasi suara pada Pemilu 2024. secara terkhusus di Kalimantan tengah Pemuda yang memiliki hal suara dari usia 17-40 Tahun berjumlah 997.689 pemilih, adapun klasifikasinya sebagai berdasarkan usia 17-25 Tahun adalah 380.812 pemilih , 25-30 Tahun = 202.991 Pemilih, dan usia 30-40 Tahun = 412.558 Pemilih, serta yang sudah menikah dibawah 17 Tahun yaitu 328 orang, Dalam artinya suara pemuda cukup besar di Kalimantan tengah yaitu lebih dari 60% dari jumlah suara keseluaruhan.
Tentu ini menjadi harapan besar kedepannya, menentukan calon pemimpin yang memiliki integritas dalam memimpin bangsa dan daerah kedepannya. Tetapi yang menjadi ketakutan kita Bersama yaitu berdasarkan beberapa survey dan jurnal yang berkaitan dengan PEMILU yaitu Jurnal Politikom Indonesia, tentang partisipasi milenial pada pemilu Indonesia dan juga jurnal Randi Hamdani tentang partisipasi pemuda tentang pemilu. bahwa karakter pemilih milenial dan generasi Z juga tidak suka dengan retorika, tapi melihat kepada hal-hal yang nyata dan rasional. Itu menjadi pembelajaran yang besar, bahwa pada pemilu sebelumnya, bagaimana dihadapkan pada narasi konservatisme identitas dan politik identitas, serta money politik. Padahal, tentu ini berbanding terbalik dari apa yang mereka banyangkan.
Donny L, SH. CN. MH Selaku Ketua DPD VOX Indonesia Kalteng, menyampaikan hal yang harus diwaspadai dalam PEMILU kedepan yaitu berkaitan dengan masalah kesukuan, politik identitas berbau agama dan politik uang. Selain permasalahan utama tersebut ada beberapa yang menjadi masalah hari ini seperti Kurangnya sumber daya manusia para politisi, dimana narasi yang dibangun hari ini yang penting ada uang jadi, pemanfaatan kekuasaan untuk kepentingan golongan, Kurangnya pengimplementasi budaya politik yang bersumber pada Pancasila dan mulai bertumbuh suburnya virus 5 B (Budek, bisu, buta, bungul, barang ai (terserah)) didalam tubuh perpolitikan di tanah air.
Donny juga menyampaikan keterlibatan pemuda dalam menyongsong PEMILU Tahun 2024 yaitu harus berorientasi pada empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, selalu berpikir dinamis dalam menyikapi segala perubahan, memiliki sifat untuk melayani/mengabdi kepada sesama manusia, selalu membangun relasi/hubungan yang bagus kepada sesama, Pandangan politik berdasarkan nilai-nilai kemanusian dan memiliki Keprihatinan kepada kemiskinan.
Narasumber yang kedua Eko Wahyu S, S.E (Anggota KPU Prov. Kalteng), menyampaikan pandangannya bagaimana meningkatkan partisipasi pemilih milenial dalam pemilu tahun 2024, ada dua giat besar KPU yaitu pemilu dan pemilihan kepala daerah. Dalam pelaksanaan pemilu tentu permasalahan akan selalu datang begitupun dengan godaan, sehingga kekuatan keimanan setiap individu harus kuat agar sesuai dan sejalan dengan aturan yang berlaku.
Dalam proses pelaksanaan PEMILU langkah yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemilij yaitu menggunakan pendekatan sosialisasi dari jajaran stakeholder, partai politik, tokoh agama, tokoh adat, organisasi kepemudaan, mahasiswa, paguyuban dilibatkan dan diundang agar menyukseskan pesta demokrasi. Karena penyelenggara PEMILU Menyadari keterbatasan lembaganya dalam mensosialisasikan terkait tahapan-tahapan, dampak dan manfaat ketika menentukan pilihan, Eko juga menegaskan KPU sangat terbuka untuk siapa saja kelompok masyarakat dan mahasiswa untuk berdiskusi terkait dengan pemilu.
Narasumber ketiga Yoyo Riswandi, S.H selaku Kasubid 1 Politik Ditintelkam Polda Kalteng, yang berbicara tentang Potensi konflik dan strategi polda Kalimantan tengah dalam menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif menjelang pemilu 2024.
Yoyo menyampaikan potensi masalah yang akan mungkin terjadi dalam pemilu 2024, yaitu politik identitas melalui pemanfaatan ormas agama, adat, kepemudaan, yang berujung pada kepentingan elit politik maupun partai politik, Salah satu tujuannya untuk membranding dirinya oknum tertentu. Tentu hal tersebut akan memicu terjadinya konflik di dalam masyarakat, dan akan menciptakan kelompok masyarakat yang intoleran cendrung provokatif terhadap masyarakat lainnya
Disisi lain Foktor lain yang memicu konflik dalam tahap pemilu, yaitu meningkatnya pemberitaan bohong/ hoax di media sosial, mulai dari tulisan, hingga gambar yang mengarah pada provokasi sara, ujaran kebencian melalui teknologi media sosial yang selalu mewarnai menjelang pemilu, dan Perang opini antar pendukung salah satu calon sehingga memicu konflik horizontal di dalam tubuh masyarakat.
Menyikapi beberapa persoalan diatas, langkah yang diambil POLDA KALTENG dalam mencegah konflik PEMILU tahun 2024, yaitu melakukan proses indentifikasi konflik mulai dari pengamanan tahapan awal hingga tahap akhir PEMILU, Merangkul seluruh ormas kepemudaan, dibidang HUMAS POLDA KALTENG melakukan pengelolaan isu ditengah masyarakat agar dapat dikendalikan, terdapat Cooling system/ mesin pendingin, yang dimana dalam kegiatan ini polda kalteng mengangkat isu kebhinekaan dan nasionalisme untuk kesatuan NKRI adapun bentuk kegiatannya FGD mengundang seluruh elemen dan tokoh masyarakat.mengenai Isu-isu berkaitan dengan pemilu yang akan datang agar berjalan aman dan kondusif dan yang utama adalah sinergitas dengan stekholder penyelenggara pemilu membangun komunikasi koordinasi untuk duduk Bersama agar membangun pemilu 2024 yang kondosif
Peran pemuda juga sangat penting dalam menghidupkan PEMILU 2024, seperti Pemuda turut serta melakukan penggawasan, aktif melakukan Pendidikan politik pada masyarakat. Mampu mencegah konflik horizontal didalam masyarakat, meningkatkan pemetaan politik sehingga dapat menjadi penengah apabila terjadi konflik didalam masyarakat dan yang terutama Pemuda jangan terlibat didalam politik identitas.
M. Alfian Mawardi, SH (Ketua KNPI Kalteng) yang juga salah satu narasumber menyampaikan Pada setiap konstestasi PEMILU pasti berjumpa dengan yang namanya politik identitas, money politik, Serangan SARA. Alfian juga berharap hal yang terpenting dilihat kaum muda di calon-calon pemimpin adalah track record yang sudah dikerjakannya dan apa yang menjadi tujuannya jangan melihat suku, agamanya dan golongan. Karena ada beberapa kepala daerah yang tipe yang sama tapi tidak berbuat banyak untuk daerahnya.
Alfian juga menegaskan KNPI KALTENG Tetap bertindak independen dalam PEMILU kedepan tidak bisa di intervensi oleh pihak manapun serta tidak akan pernah condong kepada satu paslon pun.
Narasumber terakhir Romondus Romi, SH selaku Komda VIII PP PMKRI, dalam dialog Publik menyampaikan berkaitan dengan wacana penundaan pemilu tahun 2024 dan wacana amandemen UUD 1945 tentu sangat melanggar konstitusi maka dari itu secara organisatoris PMKRI Menolak, karena berbicara sejarah apabila masa jabatan terlalu lama menyebabkan kerakusan dalam tubuh pemerintahan tersebut.
Pemuda juga memiliki peran penting sebagai monitoring dalam setiap permasalah yang akan timbul dalam pelaksanaan pemilu. Tetapi menjadi tugas penting secara terkhusus kepada anak-anak muda yang tidak mau tau dengan kondisi politik hari ini, hal ini yang menjadi target dan sasaran kedepan agar kesadaran pentingnya partisipasi pemilih mengalami peningkatan.
Romondus juga menegaskan Pemuda Kalimantan tengah sangat banyak, tetapi Kepedulian secara politik dapat kita ukur, Sehingga mari kita melakukan kerja sama dengan penyelenggara PEMILU agar meningkatkan partisipasi dan menghindari potensi konflik yang terjadi.
Dari narasi yang dibawa narasumber diatas tentu permasalahan-permasalahan pasti akan terjadi didalam PEMILU kedepan. Dan semoga langkah-langkah yang sudah disiapkan penyelenggara, maupun dari aparat keamanan berjalan sesuai dengan apa yang disampaikan dalam forum dialog publik ini, dan kita sebagai pemuda/mahasiswa tentu memiliki peran penting sebagai agen control dalam kesuksesan PEMILU kedepan.
Dialog pun ditutup dengan closing statmen dari masing-masing narasumber yang berisi harapan dan langkah yang harus diambil kedepan dan penyerahan kenang-kenangan dari Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya kepada seluruh narasumber dan moderator.
Penulis, Crewsuaradionisius