Monday, June 28, 2021

Aksi Sosial PMKRI; Pembagian Masker



suaradionisius – Melihat perkembangan covid-19 di Indonesia masih terus terjadi dan sudah masuk kedalam seluruh penjuru lapisan hidup masyarakat, begitupun di Kalimantan Tengah pada hari ini kasus covid-19 masih terus mengalami peningkatan terjadi walaupun di barengi dengan tingkat kesembuhan yang tinggi juga, sehingga sangat penting untuk kita menaati protokol kesehatan supaya kita dan keluarga kita dapat terjaga.

PMKRI Cabang Palangka Raya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda yang tergabung dalam KOMDA VIII PMKRI setelah selesai kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR). Melaksanakan kegiatan aksi sosial pembagian masker di Kelurahan Sei Gohong Kota Palangka Raya (28/06/2021) Dalam kegiatan ini juga terlibat Orang Muda Katolik (OMK) Tangkiling Stasi Kristus Raja yang ikut membantu mensukseskan kegiatan aksi sosial ini.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, masyarakat Kelurahan Sei Gohong sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan PMKRI untuk terlibat ditengah masyarakat.

 
Selain melakukan pembagian masker kepada masyarakat, anggota PMKRI Regio VIII juga ikut berperan mensosialisaikan protokol kesehatan kepada masyarakat sekitar terkait peran penting menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, mengingat permasalahan ini merupakan masalah penting yang harus diatasi dengan keterlibatan seluruh masyarakat untuk saling mengingatkan dan menjaga protokol kesehatan.

Sunday, June 27, 2021

Isi Naskah Rekomendasi KSR PMKRI REGIO VIII

suaradionisius - Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas dengan tema "Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda?"yang dilaksanakan pada 23-27 Juni 2021 di Aula Soverdi Kota Palangka Raya telah menghasilkan naskah rekomendasi. 

Ketua Panitia KSR, KP Samarinda, KP Palangka Raya, PPO PP PMKRI, KOMDA VIII, KP Banjarmasin

Komisaris Daerah VIII Romondus Romi, S.H mengatakan bahwa poin-poin rekomendasi tersebut dapat menjadi perhatian kita semua terkhusus pengurus pusat PMKRI untuk disampaikan kepada elemen pemerintah ditingkat pusat.


Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangkaraya selaku PMKRI penyelenggara KSR, Obi Seprianto menyampaikan bahwa setelah dilaksanakan KSR ini tentu tidak selesai dalam kegiatan saat ini saja tetapi menjadi aktualisasi dalam rekomendasi yg sama-sama dirumuskan bukan hanya didalam forum tetapi, inilah wujud dari Pro Ecclesia et Patria “berjuang untuk gereja dan tanah air”.

Naskah rekomendasi yan telah dibuat memiliki beberapa poin-poin penting diataranya:

1. Pemerintah perlu menekan jumlah investasi perusahaan pertambangan dengan melakukan Analisis Masalah Dampak Lingkungan dan perizinan yang ketat.

2. Meningkatkan Kesadaran Ekologi Masyarakat melalui Pendidikan Ekologi dengan sosialisasi.

3. Pengembangan UMKM untuk pertumbuhan dan pengendalianekonomi, sehingga mengurangi kebutuhan investasi yang berpotensi merusak lingkungan.

Kegiatan Konferensi Pers ini diadiri oleh Presidium Pengembangan Organisasi PP PMKRI Periode 2020-2022, Komisaris Daerah VIII, PMKRI Cabang Palangka Raya PMKRI Cabang Banjarmasin dan PMKRI Cabang Samarinda.

Saturday, June 26, 2021

Aksi Nyata PMKRI Regio VIII

suaradionisius.com - Gerakan penanaman pohon yang merupakan aksi nyata untuk rehabilitasi hutan dan lahan yang harus dilakukan secara berkelanjutan.

KP Cab. Palangka Raya (kiri) KP Cab. Banjarmasin (tengah)  KP Cab. Samarinda (kanan)

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) terkhusus di Regional VIII dalam menyikapi masalah yg terjadi saat ini berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan melalui kegiatan Konferensi Studi Regional Regio VIII dan aksi nyata dari tindak lanjut kegiatan yaitu gerakan penanaman pohon yang dilaksanakan di Catholic Center Keuskupan Palangka Raya (27/06/2021)


Bibit pohon yang diperoleh untuk kegiatan ini dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kahayan. Adapun dalam kegiatan tersebut di ikuti oleh anggota PMKRI Cabang Palangka Raya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda.

Besar harapan dari masing cabang - cabang PMKRI yang hadir dalam kegiatan penanaman pohon tersebut sebagai contoh kepada pemuda bahkan masyarakat secara luas secara khusus di bumi Kalimantan ini.

Tuesday, June 22, 2021

Krisis Ekologi , PMKRI Komda VIII gelar Seminar Nasional

suaradionisius.com - Dalam rangka Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas menggelar Seminar Nasional bertajuk Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda?

Kegiatan yg digelar di Aula DPRD Kota Palangka Raya ini dihadiri langsung oleh Uskup Kesukupan  Raya, Mgr Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF. Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Sanctus Thomas Aquinas, PMKRI cabang Palangka Raya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda, Calon Cabang Pangkalan Bun dan tamu undangan.


Dalam Laporan oleh ketua pelaksana, Eduardus Setno menyampaikan bahwa untuk menyikapi isu yg terjadi di Kalimantan sehingga hal ini perlu dikupas bersama memalui  seminar nasional dan dikaji melali kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) yang dihadiri oleh narasumber-narasumber hebat, jumlah peserta dalam kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) ini berjumlah 31 orng yangtergabung dalam Komisariat daerah VIII (PMKRI Cabang Palangka Raya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda, Calon Cabang Pangkalan Bun)


Sambutan oleh Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya, Obi Seprianto juga menyampaikan bahwa PMKRI sebagai wadah orientasi kemahasiswaan sehingga dalam hal ini perlu pendidikan formal bagi kader PMKRI terkhususnya di regio VIII, munculnya tema besar yg diangkat dalam kegiatan Seminar Nasional ini dari keresahan terkait ekologi terkhususnya di Regio VIII, melalu kegiatan ini juga merupakan wujud aktualisasi dari PMKRI baik nasional maupun regio VIII dan bukan hal baru yg terjadi di Kalimantan seperti yg dirasakan beberapa bulan terakhir di Regio VIII secara khusus di Kalimantan Tengah sehingga perlu dikaji dan menghasilkan solusi yg berdampak baik bagi Kalimantan tengah terkhususnya Republik Indonesia. PMKRI cabang Palangka raya juga telah melakukan aktualisasi melalui kegiatan penanaman pohon yg dilakukan beberapa bulan lalu. Harapannya tiap organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya dapat bersinergi untuk peduli terhadap penomena baru yg terjadi saat ini.


Romondus Romi S.H, selaku komisaris daerah Regio VIII PMKRI menyampaikan harapan untuk kegiatan ini nantinya menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah terkhususnya pemerintah daerah dan ini merupakan aktualisasi nyata dari kader PMKRI terkhususnya di Regio VIII.


Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Periode 2020-2022, Benidiktus Papa menegaskan bahwa kader PMKRI dimanapun dan kapanpun tidak lepas dari semboyan Pro Ecclesia et Patria, kegiatan KSR hari ini merupakan kegiatan KSR perdana pada periode sehingga harapannya dapat menjadi tolak ukur dan referensi untuk setiap  Komisaris Daerah, harapannya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif  bagi masyarakat terkhususnya rekomendasi bagi pemerintah maupun stakeholder terkait dalam menanggapi masalah krisis ekologi. Benidiktus Papa juga menegaskan bahwa masalah krisis ekologi saat ini menjadi ancaman serius bagi Indonesia, sehingga melalui semianr nasional dan Forum Grub Discusion nantinya dapat menghasilkan rekomendasi. Ciri khas kader PMKRI ialah menjadi kader yg krtits dan menciptakan solusi yg bagi bagi masyarakat.


Anggota Penyatu PMKRI cabang Palangka Raya, Moses Agus Purnomo S.E menerangkan bahwasannya pada saat ini kita memasuki era yg baru dimana bentuk ide dan gagasan disampaikan secara sederhana dengan menghasilkan output yang nyata sehingga hal ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dari kegiatan KSR. 


Uskup Keuskupan Palangka Raya, Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa sangat anutusias mendukung kegiatan KSR apalagi dengan tema utama yaitu mengenai Krisis Ekologi yang merupakan masalah global dihadapi oleh seluruh dunia dengan persfektif masing-masing dengan pengaruh dan dampak yang bebeda menjadi masalah harus diperhatikan, tema yang saat ini diangkat merupakan tema yang cerdas dan berani mengambil metode mendasar yang harus diselesaikan, terkait dengan masalah polusi, banjir yg semakin lama mendegradasi kualitas hidup masyarakat sehingga hal ini harus tanggapi melalui usaha yang sederhana melalui gerakan kecil untuk menghadapi krisis ekologi saat ini dan merespon krisis ekologi yang mengancam kita semua. 

Uskup keuskupan Palangkaraya juga menyampaikan harapannya melaui KSR ini hasilnya akan menjadi nyata dan dirasakan oleh masyarakat.

Pembukaan secara langsung oleh uskup dengan pemukulan gong dan didamping oleh Ketua Presidium Pengurus Pusat, Komisaris Daerah VIII, Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya, Ketua PMKRI Cabang Banjarmasin.




Penulis : Lisa 


PMKRI Hadirikan 5 Narasumber Hebat Dalam Kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII

  

suaradionisius.com, Dalam rangka kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas akan digelar kegiatan Seminar Nasional di Kota Palangka Raya, yang akan dihadiri langsung oleh Mgr. A. M Sutrisnaatmaka, MSF selaku Uskup Keuskupan Palangkaraya sebagai Keynote Speaker dan narasumber diantaranya Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Alue Dohong, SE, M.Sc, Ph.D.  DPR RI F-NASDEM DAPIL Kalimantan Tengah, Ary Egahni Ben Bahat S.H., M.H. Benidiktus Papa selaku Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas. Akan hadir juga tokoh budayawan, Dr. Marko Mahin, MA dan Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Tengah, Dimas N. Hartono.

Tema kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) kali ini adalah "Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda?".

Seminar Nasional ini akan dilaksanakan pada hari Rabu (23/06/2021) di Aula DPRD Kota Palangka Raya dan akan disiarkan secara langsung di YouTube PMKRI Cabang Palangka Raya

Peserta yang hadir dalam kegiatan Seminar Nasional ini nantinya secara luring terbatas dan wajib mengikuti protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung.

Wednesday, June 16, 2021

Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII di Kota Palangka Raya

Suara Dionisius.com, Konfrerensi Studi Regional (KSR) merupakan sistem pembinaan dimana cabang dan calon cabang yang berada di satu regio membicarakan persoalan dalam regionya untuk diperjuangkan secara bersama - sama. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertajam daya analisis dari anggota PMKRI terhadap situasi sosial kemasyarakatan dan isu yang sedang berkembang di regionya.

Komisariat Daerah (KOMDA) VIII PMKRI yang terdiri dari PMKRI Cab. Palangka Raya, PMKRI Cab. Banjarmasin, PMKRI Cab. Samarinda, PMKRI Calon Cab. Balikpapan dan PMKRI Calon Cab. Pangkalan Bun. Melalui surat surat Rekomendasi mempercayai PMKRI Cabang Palangka Raya sebagai tuan rumah kegiatan KSR KOMDA VIII pada tahun ini.

Kegiatan KSR ini di laksanakan selama 5 hari dimulai pada tanggal 23 – 27 Juni 2021, untuk pembukaan dan seminar nasional dilaksanakan di Aula DPRD Kota Palangka Raya yang dilanjutkan dengan kegiatan di Soverdi Palangka Raya. 

Pada kegiatan KSR kali ini tema besar yang diangkat adalah “Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda ?” 

Tema tersebut diangkat berdasarkan rapat koordinasi yang dilakukan oleh ketua-ketua cabang PMKRI Komisariat Daerah VIII dan menyepakati kesamaan permasalahan yaitu berkaitan dengan ekologi karena alih fungsi lahan yang terus terjadi secara masif baik menjadi areal perkebunan atau pertambangan, kata  kasarnya adalah eksploitasi hutan yang dilakukan olah perusahaan maupun instansi tertentu secara serampangan dan berlebihan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya yang sangat berbahaya bagi masyarakat, dimana bencana alam seperti banjir menjadi permasalahan yang sama dihadapi di regio VIII, baik di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Romondus Romi KOMDA VIII PP PMKRI menyampaikan bahwa Fenomena alam yang terjadi di kalimantan dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir ini seperti banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan, kerusakan lingkungan, konflik sosial tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan korporasi yang mengendalikan dan menguasai kawasan hutan untuk lahan produksi dan ekploitasi SDM yang berskala besar.

Sejauh ini juga belum dapat dilihat regulasi dan kebijakan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang benar-benar serius dalam melestarikan lingkungan menjaga hutan. Bagaimana tidak kawasan hutan yang berpotensi sebagai hutan penyangga saja, malah di babat dan di ganti sebagai lahan produksi singkong, misalnya.

Tentu melalui forum dan momentum ini menjadi kesempatan untuk kita semua dan masyarakat untuk menggali sejauh mana keseriusan Pemerintah Pusat melalui regulasi dan kebijakan dalam memperhatikan Kalimantan yang pernah dijuluki sebagai Paru-Paru Dunia.

Ketua Pelaksana Eduardus Setno menyampaikan bahwa dimana problema-problema yang terjadi di masing-masing cabang yang akan dibahas bersama dalam forum KSR ini dan tentunya akan membuahkan naskah rekomendasi bagi Pemerintah Daerah terkait dengan isu lingkungan. 

Ketua PMKRI Palangka Raya Obi Seprianto menyampaikan bahwa  setiap provinsi di Indonesia selalu mengalami transisi dan perkembangan tiap tahunnya begitupun di Kalimantan. Sejalan dengan itu pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan yang terus ditingkatkan, tidak dapat dipungkiri telah memberikan banyak sumbangsih mulai dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrasturktur. Tetapi disisi lain permasalahan yang fundamental (mendasar) seperti kemiskinan berdasarkan berita resmi yang dirilis BPS dari bulan maret – september 2020 mengalami peningkatan tentunya ini malah berbanding terbalik.

Di tambah lagi fenomena bencana alam seperti banjir yang sekarang juga menjadi fenomena baru ketika hujan deras turun pasti mengalami banjir di beberapa daerah terkhususnya Kalimantan. 

Sehingga melalui forum ilmiah Konferesi Studi Regional  kader-kader PMKRI harus mampu  memperoleh poin-poin rekomendasi dari hasil analisis sehingga nantinya disampaikan kepada pemerintah daerah sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

Sejalan dengan itu ketua PMKRI Cab. Samarinda Yakobus Catur Bimo menyampaikan dengan kondisi Kalimantan saat ini masih jauh dari harapan masyarakat, itu terbukti dari beberapa persoalan  seperti Infrastruktur yang belum merata dan masih terbilang belum baik, angka kemiskinan yang kian meningkat dan bahkan dari sektor fasilitas pendidikan yang masih belum dirasakan anak-anak bangsa yang berada di pelosok pedalaman Kalimantan.

Persoalan eksploitasi alam yang dilakukan secara serampangan juga menjadi sorotan yang perlu di perhatikan berdampak timbulnya bencana alam salah satunya banjir. 

PMKRI hari ini sebagai wadah perjuangan dan pengkaderan, dengan tema yang di angkat sangat menarik dan reflektif untuk dapat didiskusikan sehingga diharapkan dapat dibahas bersama dan merumuskan tawaran-tawaran yang dapat diimplementasikan kedepannya tentang masalah Ekologi di Kalimantan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Stefanus Kasma Ketua PMKRI Cab. Banjarmasin yaitu melalui forum ilmiah ini mencoba untuk mengupas, mengkaji, dan membahas kasus-kasus atau isue strategis daerah yang kemudian diolah menjadi informasi dan data yang nantinya dijadikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah agar menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.

Sebagai upaya untuk menjawab semua tantangan diatas, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) selaku organisasi kemahasiswaan yang berorientasi pada pembinaan dan perjuangan berusaha untuk dapat hadir memberikan kontribusi nyata sebagai hakekat organisasi pengkaderan yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, dimana penanaman nilai-nilai Universalitas dan Sensus Hominis menjadi tujuan akhirnya.


Monday, June 7, 2021

Bentuk Sederhana Gerakan Konservasi Alam

Konservasi merupakan upaya untuk menyelamatkan dan menjaga hutan alam, satwa liar dan habitatnya, memastikan juga keberlangsungan dari siklus dan rantai ekologi dari ribuan atau bahkan jutaan unsur hayati dan non hayati, serta ikut melindungi daerah aliran sungai, menjaga kesuburan tanah untuk kehidupan dan keberlangsungan makhluk hidup. 

Seiring berjalannya waktu dengan perkembangan zaman saat ini yang semakin maju, kebutuhan akan memenuhi kehidupan manusia pun bertambah dan selalu merasa kurang merupakan sifat berfikir manusia masa kini yang terkesan egois. pemenuhan atau kepusan ego yang hanya berumur pendek. Sehingga saat ini kita cenderung terus mencari, terus membeli, dan terus merasa kurang. Merasa kekurangan adalah karakter ego, yang dapat disebut sebagai ‘egoic mind’.

Sifat berfikir egois inilah yang merupakan masalah utama kehancuran sumberdaya alam yang dimanfaatkan dengan personal atau kelompok secara berlebihan, sehingga diperlukan pemikiran atau cara pandang baru untuk meningkatkan kesadaran dalam merasa cukup untuk memanfaatkan hasil hutan yang semakin hari semakin berkurang baik kuantitas maupun kualitasnya, Saat ini perlu dan pentingnya mengutamakan kesadaran diri dalam memanfaatkan sumberdaya alam secukupnya karena dengan kesadaran inilah dapat terciptanya kondisi dimana tidak lagi mementingkan diri sendiri (egois), kesadaran untuk berhenti mengambil sumberdaya alam yang berlebihan dan merubah cara berfikir dengan mengambil dan memanfaatkan sumberdaya alam dengan bijaksana dan secukupnya merupakan bentuk sederhana dalam upaya gerakan konservasi.

Pada saat ini konservasi merupakan ujung tombak bahkan garda depan untuk penyelamatan sumberdaya alam, seperti yang terjadi saat ini dimana sering terjadi bencana alam yang merupakan tanda rusaknya suatu ekosistem penyangga sehingga tugas pokok dan fungsi (tufoksi) hutan sebagai penyangga ekosistem pun terganggu dan tidak dapat berfungsi dengan baik, dalam hal ini konservasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

Tugas konservasi bukan hanya dilaksanakan oleh pemerintah saja tetapi peran aktif masyarakat sangat diperlukan untuk melestarikan hutan terutama oleh masyarakat sekitar hutan yang secara tidak langsung ikut memanfaatkan hasil hutan dan memahami betul bagiamana ekosistem yang ada disekitar hutan.

Konservasi saat ini bukan hanya soal menunggu waktu kapan akan terjadinya bencana setelah itu sadar betapa pentingnya peran konservasi, tetapi mencoba untuk menyadarkan diri bagaimana peranan penting hutan bagi kehidupan sehari-hari, untuk segala aktivitas yang tidak kita sadari secara langsung maupun tidak langsung berhubungan erat dengan hutan maupun hasil hutan itu sendiri sehingga kesadaran inilah yang dapat menjadi suatu semangat untuk terus menjaga dan melestarikan hutan demi keberlangsungan makhluk hidup lainnya. 

Salam konservasi....


Penulis : Lisa (Presidium Riset dan Teknologi PMKRI cabang Palangka Raya)