Wednesday, June 16, 2021

Konferensi Studi Regional (KSR) Regio VIII di Kota Palangka Raya

Suara Dionisius.com, Konfrerensi Studi Regional (KSR) merupakan sistem pembinaan dimana cabang dan calon cabang yang berada di satu regio membicarakan persoalan dalam regionya untuk diperjuangkan secara bersama - sama. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertajam daya analisis dari anggota PMKRI terhadap situasi sosial kemasyarakatan dan isu yang sedang berkembang di regionya.

Komisariat Daerah (KOMDA) VIII PMKRI yang terdiri dari PMKRI Cab. Palangka Raya, PMKRI Cab. Banjarmasin, PMKRI Cab. Samarinda, PMKRI Calon Cab. Balikpapan dan PMKRI Calon Cab. Pangkalan Bun. Melalui surat surat Rekomendasi mempercayai PMKRI Cabang Palangka Raya sebagai tuan rumah kegiatan KSR KOMDA VIII pada tahun ini.

Kegiatan KSR ini di laksanakan selama 5 hari dimulai pada tanggal 23 – 27 Juni 2021, untuk pembukaan dan seminar nasional dilaksanakan di Aula DPRD Kota Palangka Raya yang dilanjutkan dengan kegiatan di Soverdi Palangka Raya. 

Pada kegiatan KSR kali ini tema besar yang diangkat adalah “Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda ?” 

Tema tersebut diangkat berdasarkan rapat koordinasi yang dilakukan oleh ketua-ketua cabang PMKRI Komisariat Daerah VIII dan menyepakati kesamaan permasalahan yaitu berkaitan dengan ekologi karena alih fungsi lahan yang terus terjadi secara masif baik menjadi areal perkebunan atau pertambangan, kata  kasarnya adalah eksploitasi hutan yang dilakukan olah perusahaan maupun instansi tertentu secara serampangan dan berlebihan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya yang sangat berbahaya bagi masyarakat, dimana bencana alam seperti banjir menjadi permasalahan yang sama dihadapi di regio VIII, baik di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Romondus Romi KOMDA VIII PP PMKRI menyampaikan bahwa Fenomena alam yang terjadi di kalimantan dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir ini seperti banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan, kerusakan lingkungan, konflik sosial tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan korporasi yang mengendalikan dan menguasai kawasan hutan untuk lahan produksi dan ekploitasi SDM yang berskala besar.

Sejauh ini juga belum dapat dilihat regulasi dan kebijakan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang benar-benar serius dalam melestarikan lingkungan menjaga hutan. Bagaimana tidak kawasan hutan yang berpotensi sebagai hutan penyangga saja, malah di babat dan di ganti sebagai lahan produksi singkong, misalnya.

Tentu melalui forum dan momentum ini menjadi kesempatan untuk kita semua dan masyarakat untuk menggali sejauh mana keseriusan Pemerintah Pusat melalui regulasi dan kebijakan dalam memperhatikan Kalimantan yang pernah dijuluki sebagai Paru-Paru Dunia.

Ketua Pelaksana Eduardus Setno menyampaikan bahwa dimana problema-problema yang terjadi di masing-masing cabang yang akan dibahas bersama dalam forum KSR ini dan tentunya akan membuahkan naskah rekomendasi bagi Pemerintah Daerah terkait dengan isu lingkungan. 

Ketua PMKRI Palangka Raya Obi Seprianto menyampaikan bahwa  setiap provinsi di Indonesia selalu mengalami transisi dan perkembangan tiap tahunnya begitupun di Kalimantan. Sejalan dengan itu pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan yang terus ditingkatkan, tidak dapat dipungkiri telah memberikan banyak sumbangsih mulai dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrasturktur. Tetapi disisi lain permasalahan yang fundamental (mendasar) seperti kemiskinan berdasarkan berita resmi yang dirilis BPS dari bulan maret – september 2020 mengalami peningkatan tentunya ini malah berbanding terbalik.

Di tambah lagi fenomena bencana alam seperti banjir yang sekarang juga menjadi fenomena baru ketika hujan deras turun pasti mengalami banjir di beberapa daerah terkhususnya Kalimantan. 

Sehingga melalui forum ilmiah Konferesi Studi Regional  kader-kader PMKRI harus mampu  memperoleh poin-poin rekomendasi dari hasil analisis sehingga nantinya disampaikan kepada pemerintah daerah sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

Sejalan dengan itu ketua PMKRI Cab. Samarinda Yakobus Catur Bimo menyampaikan dengan kondisi Kalimantan saat ini masih jauh dari harapan masyarakat, itu terbukti dari beberapa persoalan  seperti Infrastruktur yang belum merata dan masih terbilang belum baik, angka kemiskinan yang kian meningkat dan bahkan dari sektor fasilitas pendidikan yang masih belum dirasakan anak-anak bangsa yang berada di pelosok pedalaman Kalimantan.

Persoalan eksploitasi alam yang dilakukan secara serampangan juga menjadi sorotan yang perlu di perhatikan berdampak timbulnya bencana alam salah satunya banjir. 

PMKRI hari ini sebagai wadah perjuangan dan pengkaderan, dengan tema yang di angkat sangat menarik dan reflektif untuk dapat didiskusikan sehingga diharapkan dapat dibahas bersama dan merumuskan tawaran-tawaran yang dapat diimplementasikan kedepannya tentang masalah Ekologi di Kalimantan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Stefanus Kasma Ketua PMKRI Cab. Banjarmasin yaitu melalui forum ilmiah ini mencoba untuk mengupas, mengkaji, dan membahas kasus-kasus atau isue strategis daerah yang kemudian diolah menjadi informasi dan data yang nantinya dijadikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah agar menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.

Sebagai upaya untuk menjawab semua tantangan diatas, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) selaku organisasi kemahasiswaan yang berorientasi pada pembinaan dan perjuangan berusaha untuk dapat hadir memberikan kontribusi nyata sebagai hakekat organisasi pengkaderan yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, dimana penanaman nilai-nilai Universalitas dan Sensus Hominis menjadi tujuan akhirnya.


Previous Post
Next Post

0 comments: