Tuesday, November 10, 2020

RINDU, KATA AHIR DARI COVID-19

 


Dalam setiap sentuhan hati yang selalu menangis di sela layar handphone dan layar televisi, melihat situasi yang melanda dunia ini. Penyebaran virus covid-19 ini menjadi sebuah konten trending di dunia maya bahkan dirasakan di dunia nyata.

Peredaran ini pun tak cukup jika hanya siap siaga dalam melihat kondisi dan situasi ini, tetapi kita di tuntut oleh sebuah rasa ragu untuk bersosialisasi dengan semua orang, kita juga dihantui oleh banyaknya orang yang terpapar di negeri ini dan banyak pula yang sampai meninggal dunia akibat terpapar virus covid-19.

Bukti bahwa covid-19 ini menjadi trending  dunia adalah adanya  pembahasan yang sering terjadi yang membuat semua manusia ingin mengetahui sejauh mana virus ini sangat mematikan bagi seluruh umat di dunia.

Dalam hati kita semua pasti saja banyak kata rindu untuk kembali ke fase dimana kita saling bertatap mata kala kita saling bercerita, saling jabat tangan saat kita saling bertemu dan berpelukan kasih sayang bagi sanak saudara kita kala berjumpa.

Namun Itu semua hanya sebatas angan dan kata penghibur untuk kita renungkan di setiap saat dan juga sebatas cerita kita disaat mengupdate kalimat ‘Rindu dalam akhir dari virus covid-19 ini’.

Praktek yang  dilakukan sekarang adalah jauh dari apa yang dirasakan sebelum covid-19 ini dimana segala sesuatu serba diatur oleh sebuah kebijakan. Aturan pun berlaku entah sampai kapan sejauh rindu untuk kembali seperti semula. hmmm itu sebuah kata yang kita tidak bisa pastikan kapan ini berlalu dan berahir.

Apakah manisya kata rindu ini tetap selalu menggema di media social.? Saya rasa itu tidak akan selesai jika hanya mengeluh, kata rindu untuk kembali normal tidak akan mudah jika tanpa ada niat dan hanya di rumah saja atau harus dengan social distancing, itu tidak bisa berlaku.

Kita sebenarnya tidak boleh menunggu kata berahir tetapi kitalah yang memutuskan berahir dan tidaknya, apalagi dalam kondisi yang sudah sangat akrab di setiap saat ketika orang-orang berbicara tentang covid-19 ini.

Paradigma berpikir yang diambil adalah sebab kita tidak akan selamanya terkungkung dalam pola pikir yang di rasakan oleh sebuah situasi yang mendorong kita kepada sebuah ketiadaan untuk bisa keluar dari zona yang sedang tidak baik-baik saja.

Sebenarnya kita berada di dalam sebuah keadaan yang ada dan berpacu untuk menciptakan dunia baru dengan tatanan yang baru tanpa harus melepaskan keberadaan kita sebagai manusia beretika yang mampu memberikan sebuah rasa ingin keluar dari kungkungan ini.

Bumi dalam hal ini pun memang berdampak sangat signifikan dirasakan karena di awan sana mata kita tidak ada lagi melihat awan yang hitam pekat seakan mau turun hujan dan pekatnya polusi yang memberi dampak kurang baik bagi manusia. namun diatas awan sekarang sudah terlihat begitu sejuk dan ada saja momen ketika awan bisa memberikan warna tersendiri bagi mata kita supaya dimanjakan dengan awan yang sudah bersih dari polusi.

Tetapi dalam konteks ini menghirup pun kita dapat dengan leluasa karena kita tau sesuatu yang indah masuk kedalam tubuh kita itu adalah sesuatu yang yang baik dan dapat meningkat kekuatan tubuh kita salah satunya.

Dari sekian itu pula tanda yang selalu menggugah hati kita adalah dalam hal ini menjadi pesimis terhadap virus yang sekian bulan ini kita dibuatnya menjadi takut dan menjadikan kita tersandran dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Hal ini yang menjadikan kita harus mencari situasi yang pas dan situasi yang cocok untuk kita bisa mengekspresikan diri kita kepada semua hal yang di senangi dan bisa di hasilkan untuk dapat bertahan dalam kondisi sekarang ini.

Sering  kita dengar dan bahkan sering juga kita melihat video dan tulisan orang dengan kalimat, “Cepat Sembuh Bumiku”. Dalam kalimat ini mempunyai arti yang sangat dalam untuk di pikirkan dan kalimat refleksi yang sangat menusuk bagi kondisi sekarang ini. Dimana juga kondisi kita saat ini dalam ekonomi yang tidak lagi stabil dan merosotnya ketidak berdayaan kita dalam memikirkan apalagi yang harus di buat dan menguntungkan di tengah kondisi wabah covid-19.

Kata rindu itu pun muncul pada saat kita menemukan kebuntuan kita sebagai manusia untuk berpikir terkait apa saja yang selalu kita rasakan, ini juga yang di keluarkan dari mulut kita yaitu kapan bencana ini akan berahir.

Jadi semua itu sebenarnya adalah ungkapan rasa ketidakberdayaan kita dengan waktu yang terbatas oleh adanya aturan, dan yang kita buat pun itu adalah seolah-olah hanya di buat supaya kita tetap pada posisi kita sebagai orang yang kuat di tengah wabah ini…

Penulis : Yakobus Lukivantura


Previous Post
Next Post

1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete