HIDUP DALAM KEBERAGAMAN
KEBERAGAMAN
adalah suatu hal yang sudah tidak asing kita rasakan. Keberagaman yang dimaksud bisa dilihat dari berbagai aspek.
Misalnya, dari segi pendapat, suku, agama, dan
beberapa aspek lain. Keberagaman ini merupakan keniscayaan hidup setiap orang atau komunitas
dan memengaruhi perilaku
dan pandangan hidup masyarakat. Perbedaan- perbedaan tersebut merupakan salah satu unsur pelengkap dalam
hidup bermasyarakat.
Pendapat yang berbeda-beda berasal
dari pemikiran-pemikiran, gagasan
serta ide yang muncul di benak seseorang
yang biasanya didasarkan pada pengalaman pribadi
atau observasi, namun juga dapat didukung oleh sumber informasi
yang relevan. Dalam menghadapi
pendapat yang berbeda, penting untuk memastikan komunikasi yang transparan dan baik. Mendengarkan dengan penuh
perhatian, lalu melihat perbedaan sebagai peluang untuk saling belajar,
dan tidak menghakimi.
Suku
juga termasuk bagian dari keberagaman. Perbedaan suku yang ada di setiap
daerah, bisa mempererat rasa persaudaraan dalam suatu masyarakat. Tetapi, beberapa orang melihat bahwa suku yang berbeda merupakan suatu hal yang menimbulkan
pertentangan. Penafsiran- penafsiran
ini tergantung pada perspektif orang yang menilai baik atau buruknya perbedaan tersebut.
Keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh setiap orang juga memiliki
pandangan- pandangan yang
berbeda menurut agama masing-masing. Agama-agama tersebut membawa dampak,
baik secara positif
maupun negatif terhadap
hubungan sosial antar masyarakat. Perbedaan agama antar masyarakat juga
memberikan interaksi pembelajaran yang menambah ilmu bagi tiap orang, salah satunya bagaimana menghargai
perbedaan yang ada.
Di
lingkungan RT 2 RW, Jalan Ramses, Bukit Tangkiling, kami menemukan berbagai
macam keberagaman. Mulai dari aspek
pendapat, agama, suku, pekerjaan dan hal-hal lain. Penduduk di lingkungan ini memiliki beberapa
pendapat yang sama dan berbeda. Mereka berasal dari suku, agama, dan
profesi pekerjaan yang berbeda-beda.
Seorang
pengusaha batu bata, bapak Sugiono yang berasal dari suku Jawa mengatakan bahwa mata pencaharian yang ada dalam
lingkungan ini yaitu petani, pengrajin batu bata, peternak, nelayan, dan buruh bangunan. Beliau juga
mengatakan bahwa pendidikan di lingkungan ini
juga sudah cukup baik. Hubungan antar anak-anak masih terbilang akrab
atau tidak terlalu fokus dengan
kemajuan teknologi. Seorang anak berusia sebelas tahun, kelas 6 SD Bernama Steven Febrilianto yang menurut kami bisa
dikatakan memiliki pribadi yang cukup dewasa.
Cara dia menanggapi atau berinteraksi dengan kami sangat sopan dan tau cara untuk menghargai yang lebih tua dari usianya.
Anak seumuran dia juga memiliki semangat belajar yang tinggi dan hubungan yang baik dengan anak-anak sekitaran
lingkungan tersebut, mulai dari bermain,
bercanda tawa bersama.
Sama seperti pandangan
bapak Sugiono yang mengatakan
bahwa memang benar hubungan antar anak-anak di lingkungan ini masih terjalin erat
sesuai dengan umur mereka.
Ibu
Nurjanah seorang ibu rumah tangga yang berasal dari suku Dayak mengatakan bahwa terkadang ada beberapa konflik yang
terjadi antara anak-anak/keluarga yang menyebabkan beberapa pertengkaran antar satu sama lain. Namun, hal tersebut
tidak akan berlangsung lama dikarenakan kerukunan yang masih terjalin erat antar masyarakat setempat.
Hal
yang sama juga disampaikan oleh seorang bapak yang bernama Bapak Rudi. Beliau adalah seorang peternak
lele, patin, dan nila. Ia memulai bisnis ini bermula
dari hobi, kemudian coba-coba dan ternyata
menghasilkan dan menguntungkan. Di lingkungan ini juga masih berlangsung beberapa aktivitas bersama untuk membersihkan
atau gotong royong di RT 2
RW 1 tersebut.
Walaupun
infrastruktur lingkungan yang masih
bisa dikatakan kurang yang juga dikatakan oleh
seorang nenek Sriana, tidak mengurangi rasa persaudaraan yang ada. Jalanan yang
masih bisa dikatakan kurang memadai
merupakan suatu hal yang harus bisa ditindaklanjuti oleh pemerintan setempat.
Warga terakhir yang menyambut hangat kedatangan kami, yaitu Bapak Saiful dan Ibu Sri Irma memberikan kami suasana seperti di rumah orang tua kami sendiri. Kami diperlakukan layaknya seorang anak kandung, memberikan perhatian serta makan siang. Kami juga mendapat tambahan informasi bahwa di tahun 2021 tahun lalu, terjadi banjir yang mengharuskan penduduk setempat mengungsi. Hal ini terjadi dikarenakan adanya penggalian tambang emas di sekitaran lingkungan setempat.
Selain itu, banjir yang terjadi juga disebabkan oleh daerah hutan yang dijadikan perkebunan sawit. Pohon-pohon ditebang untuk membuka lahan perkebunan sawit yang menyebabkan kurangnya resapan air sehingga banjir tersebut terjadi.
Banyaknya perbedaan yang ada di lingkungan ini bukan menjadi sumber masalah. Tetapi menjadi salah satu unsur pelengkap dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Masalah- masalah atau pertikaian yang kadang terjadi juga bukan menjadi hal yang dipertentangkan, melainkan semakin menciptakan rasa persaudaraan dalam mencari solusi untuk masalah yang ada. Kerukunan yang tercipta dalam lingkungan ini merupakan salah satu hal yang perlu diapresiasi, dimana para warga masih bisa hidup berdampingan di dalam keberagaman yang ada.
Dari hasil analisis yang kami dapatkan di Jalan Ramses, RT 2 RW 1 ini terdapat banyak hal yang menjadi kekuatan serta beberapa kelemahan yang ada seperti pemikiran atau sudut pandang yang berbeda, agama, suku, dan pekerjaan yang berbeda-beda juga. Perbedaan yang ada jika dilihat dari sisi negatif tentu saja akan menimbulkan berbagai macam pertikaian. Berbeda hal jika dilihat dari sisi positif yang akan semakin menciptakan toleransi yang tinggi antar satu sama lain. Hal yang kami temukan di lingkungan ini tidak memandang perbedaan itu sebagai suatu hal yang dapat memicu pertikaian antar penduduk setempat.
Banyak kekuatan-kekuatan yang meningkatkan rasa persaudaraan dimana penduduk” di daerah
ini sangat menomorsatukan kerukunan, solidaritas yang tinggi, menghargai agama yang berbeda, sopan santun, baik itu orang
tua dan juga anak-anak, kepedulian antar satu
sama lain yang sangat diutamakan. Dari banyaknya perbedaan, dapat kami
katakan bahwa tidak semua hal yang
berbeda itu buruk. Dengan lebih menelaah, mencari tau maka kita bisa memberikan pandangan yang benar
dan nyata.
Banyak hal yang kami dapatkan dan pelari dari pengalaman baru yang baru ini. Kami diajarkan
tentang bagaimana kami bisa menghargai orang lain, membantu sesama, bersikap jujur, berpikir kritis, melatih
fisik/mental, beretika yang baik, keberanian diri dan kemampuan berinteraksi kepada orang yang
baru kami kenal.
Solusi dari
kelompok kami:
Adapun solusi yang dapat kami berikan bagi masyarakat di sekitar lingkungan ini terhadap permasalahan yang ada yaitu dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bagaimana menjaga lingkungan sekitar. Misalnya dengan tidak menebang pohon sembarangan hanya untuk kepentingan pribadi, meminimalisasikan penggalian tanah akibat dari tambang emas, melakukan penghijauan dengan Reboisasi, membangun rumah yang sejenis rumah panggung untuk menghindari banjir.
Hal yang paling utama untuk memulai solusi untuk masalah yang ada adalah kesadaran dari pribadi masing-masing. Dimulai dari diri sendiri, mengajak orang lain serta kerja sama dalam melestarikan atau melindungi ciptaan Tuhan yang ada. Dan satu hal yang kami amati harus diperbaiki salah satunya yaitu kepekaan masyarakat setempat untuk melihat dan memperbaiki infrastruktur yang masih kurang, seperti jalanan menuju lingkungan RT 2 RW 2 tersebut dengan mengajukan proposal kepada pemerintah melalui ketua RT/RW setempat.
Harapan kami dari solusi ini bisa diterima dan membawa sedikit demi sedikit perubahan untuk kekurangan yang ada. Dan semoga hal-hal positif seperti kerukunan yang ada di lingkungan ini dapat dijadikan contoh kepada siapapun yang mempunyai kesadaran.
Penulis kelompok
4 :
1. Immanuel Muda
2. Floy Alvionita Sidabutar
3. Maria
Yunita
4. Siskanaria Gulo
5. Teresiana Dea Natalia
0 comments: