Friday, December 29, 2023

MAYORITAS MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI KAMPUNG SIDOMULYO

 MAYORITAS MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI KAMPUNG SIDOMULYO

Pada siang hari tepatnya pada tanggal 10 Desember 2023, di kampung Sidomulyo banyak hal yang kami temukan dan yang kami tempuh disetiap langkah dan pandangan kami. Disepanjang jalan kami banyak sekali menemukan keunikan di kampung Sidomulyo, disetiap halaman rumah warga memiliki tanaman dan kebun yang sangat beragam, mulai dari tanaman sayuran seperti timun, jagung, kacang panjang, terong, kangkung, labu, daun singkong, daun pepaya. Selain itu kebun buah juga sangat banyak di setiap rumah warga seperti mangga, rambutan, belimbing, nangka, belinjo, durian, cempedak, rambutan, jambu air, jeruk, kelapa, kelengkeng, dan kebun pisang.

Semakin menyusuri jalan semakin banyak pula ciri khas tersendiri yang terdapat di kampung Sidomulyo, yang dimana disepanjang perjalanan kami saat menelusuri jalan Sidomulyo kami menemukan banyaknya warga sekitar yang membuka usaha sebagai penambah perekonomian mereka seperti toko sembako, warung es, serta warung makan. Selain itu, pemandangan di daerah Sidomulyo terbilang bagus karna udaranya masih bersih dan segar untuk dihirup, jauh dari kata polusi udara yang berupa asap kendaraan, karna tumbuhan serta kebun warga lah yang membuat udara atau oksigen di sekitaran kampung menjadi sejuk serta segar.

Selain memiliki kebun buah dan sayur, di kampung Sidomulyo juga memiliki kebun yang berupa pohon karet dan pohon sawit, yang dimana para warga bergantung juga penghasilannya kepada kebun dan sayur yang mereka tanam.

Setelah melihat dan mengulas  rumah rumah warga serta kebun yang mereka miliki, kami berempat kembali lagi menyusuri jalanan di kampung Sidomulyo. Dari apa yang kami lihat dan teliti lagi, ternyata rumah warga antara satu dengan lainya memiliki jarak yang lumayan jauh antara satu rumah dengan rumah warga lainnya, serta kami menemukan satu hal yang menarik dari kampung Sidomulyo ternyata di kampung ini memiliki tempat wisata yang berupa wisata Air Merah Surung Danum dan juga terdapat sebuah pabrik kayu sehingga membuat arus mobilitasnya tinggi di kampung ini.

Kembali lagi kami menyusuri jalanan yang bisa dikatakan cukup rusak, terdapat banyaknya lobang lobang di aspal jalan yang tidak di tambal serta adanya sampah di jalanan. Setiap rumah yang kami lalui selalu kosong tak berpenghuni, sehingga membuat kami kebingungan untuk mewawancarai jika tidak adanya warga, sebelum memulai kembali perjalanan kami berempat berdiskusi terlebih dahulu mengenai mengapa warga sekitar tidak ada di rumahnya serta siapa yang akan kami wawancara jika warga di daerah sini tidak ada. Yang dapat kami simpulkan dari diskusi adalah warga memiliki kesibukkannya masing masing, karna kami dari awal di turunkan dari mobil selalu melihat pickup serta trak yang berlalu lalang yang membawa hasil kebunnya. Kami tetap melanjutkan perjalanan walaupun setiap rumah yang kami lalui selalu tertutup dan tak berpenghuni dengan mengandalkan semangat dan juga tekad membuat kami menjalani nya dengan sabar, semangat serta penuh percaya diri.

Pada saat di ujung perjalanan, kami menemukan satu rumah warga yang cukup menarik yang dimana ada seorang nenek dan cucunya yang sedang bersantai di depan atau diteras rumah. Yang dimana saat menemukan warga yang masih ada di rumahnya, pada saat itu kami senang karna ada warga yang bisa kami wawancarai. Saat menuju rumah warga yang ingin kami wawancarai, kami berempat berdiskusi terlebih dahulu mengenai pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan kami tanyakan pada saat nanti. Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan kerumah nenek dan cucunya tersebut, sesampainya di depan rumah, teman ku terlebih dahulu mengucapkan salam kepada nenek tersebut lalu di lanjutkan kami memperkenalkan diri.

Warga yang kami wawancarai bernama nenek Anisa yang berumur 63 tahun beragama Islam. Disaat wawancara dengan nenek Anisa kami menemukan banyak hal mengenai kampung Sidomulyo, warga di kampung dominan beragama Islam serta yang kebanyakan warganya merupakan mayoritas masyarakat pendatang, salah satunya adalah nenek Anisa itu sendiri yang merupakan masyarakat pendatang. Dari apa yang kami temukan dari nenek Anisa alasan pertama mereka pindah adalah disebabkan oleh rendahnya perekonomian yang ada ditempat mereka dahulu yaitu Jawa. Menurut nenek Anisa di kampung Sidomulyo biaya untuk hidup masih terjangkau serta lahan untuk berkebun masih sangatlah bagus. Karena alasan itulah mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah pedagang, pengusaha, dan pekerja pabrik.

Namun saat wawancara nenek Anisa juga mengatakan kekurangan dari kampung Sidomulyo yaitu salah satunya kurangnya kesadaran dari akan kebersihan lngkungan, serta individualisme setiap warga tinggi  yang dimana lebih mementingkan kehidupannya masing-masing seperti kesibukan untuk berkerja sehingga jarang ada di rumah.

Setelah selesai sesi wawancara, tidak ada angin tidak hujan kami meminta pekerjaan dari nenek Anisa agar untuk mendapatkan makan, awalnya nenek Anisa tidak paham setelah dijelaskan dengan perlahan akhirnya dia mengerti serta memberikan kami perkerjaan lalu setelah berkerja nenek Anisa memberikan makanan. Pekerjaan yang diberikan oleh nenek Anisa adalah merondap, menyapu halaman rumah serta membantu menjaga cucu laki-lakinya yang baru berumur 18 bulan. Dimata kami nenek Anisa adalah sosok yang sangat baik serta ramah orangnya, ia tak sungkan menerima kami berempat untuk masuk kedalam rumahnya serta memperbolehkan kami untuk memetik buah rambutan yang ada disamping rumahnya di saat kami membuat laporan survei wawancara yang dimana kami juga disediakan olehnya minuman yang berupa teh es. Saat kami membuat laporan anak dari nenek Anisa datang ke rumah bersama dengan anak perempuannya yang berumur 10 tahun yang dimana kami pun berbagi cerita satu sama lain pada saat itu. Tak lama dari itu nenek Anisa dan anaknya memanggil kami untuk makan bersama dengan mereka, tanpa sungkan kami pun masuk kerumah lalu makan bersama dengan mereka dengan sambil bercanda tawa satu sama lain. Setelah makan kami pun mencuci piring dan membantu membersihkan tempat makan, dirasa semuanya sudah selesai kami kembali keteras depan rumah untuk melanjutkan laporan ditemani dengan cucu perempuan nenek Anisa serta dengan cemilan kukusan labu kuning. Saat jam menunjukan pukul 14.35 WIB kami pun berpamitan kepada nenek Anisa, anaknya serta cucunya untuk kembali ke tempat tujuan, kami satu persatu berpamitan dengan bersalaman tangan. Setelah berpamitan kami kembali lagi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dengan hati senang karna selain tugas laporan selesai kami juga pulang dalam keadaan perut kenyang. Saat perjalanan pulang banyak trak yang menolak untuk membantu untuk mengantarkan kami, tapi saat dijalan raya ada satu orang baik yang mau mengantarkan kami sampai ketempat tujuan dengan menggunakan trak. Ketika kami sampai ditempat tujuan kami tak lupa berterimakasih kepada bapa yang mau memberikan tumpangannya kepada kami. Saat sampai kami sangat senang karna ternyata kami adalah kelompok pertama yang berhasil sampai serta berhasil mengerjakan tugas yang berikan. Nah itulah cerita singkat kami berempat yang terjadi di kampung Sidomulyo.

Dari apa yang kami dapatkan di kampung Sidomulyo kami menyimpulkan bahwa individualisme yang terjadi sangat tinggi di setiap warga yang mana warga lebih mementingkan kehidupan masing serta sibuk dengan berkerja. Dari apa yang kami dapatkan kami memberikan solusi yang berupa ada bagus bila warga di kampung Sidomulyo mengadakan acara seperti acara pasar-pasar besar serta peran pemerintah untuk membangun masyarakat sangatlah penting agar di Kampung Sidomulyo tak hanya bagus untuk lapangan perkerjaan tetapi bagus juga untuk tempat para warga saling bergontong-royong satu sama lain, agar kepedulian warga terbentuk dengan sendirinya disaat warga Sidomulyo saling berkumpul.

 

                        Nama   Kelompok 1

1. Nama              : Dionisius Cristianto Arenya

    Tempat Lahir : Terawan

 

2. Nama              : Viktor germanus zebua

    Tempat Lahir : Poriaha

 

3. Nama               : Yeni Marlena

    Tempat Lahir  : Paku


4. Nama               : Brenda Daratista

    Tempat Lahir  : Muara Teweh

Previous Post
Next Post

0 comments: