Wednesday, March 22, 2023

BALIAN LUKUN BADEWA

 

Badewa

Balian

BALIAN LUKUN BADEWA


Bahasa Dusun Malang :

      Tei ti ku kakan mangesahkan tentang adat budaya sa naan tei leu kamin dan aran leu kamin ho adalah Malawaken. Tei leu Kamin naan ritual adat budaya aran ne Balian lawan Badewa sa penakai de lun baras neke penyakit ne tetapi adat ritual ti membutuhkan bantuan neke pijat atau sahabat lun tuha sa Awe tau taka kite ne nah, ritual ti biasa ne delakukan je malem andrau, kuno hie harus de malem supaya pijat ne mudah hawi dan Mangat ngerasuk lun sa memimpin ritualne dan biasane ritual ti delakukan telu andrau rueh malem tergantung kesepakatan para keluarga sa Kakan de baraskan hio ritual ti gin deo persyaratan sa pertama neke perwadaian ne naan kahai wadai wajik, Unge Mayang, biowo, daon niyui, kemenyan dan bara apui, niyui, telui bura, piak kampung, pulut, lamang, alat musik tradisional misal ne tuung, gong, gendang, kengkanong, kecapi dan deo eso pokokne hio adalah salah satu persyaratan pakai ngokoi pijat kuman dan alat musik pakai memulai ritual ne agar pijat hio tau ngebantu agar lun sa sakit jadi baras, biasa ne adat budaya ti delakukan lun sa beragama Hindu, tapi sa lain Hindu pun tau mun ne kakan pe baras lun mengunakan ritual Balian dan Badewa ti nah kunau Awe pijat hio tau ngebantu nah pijat ho huluk ngerasuk tenga lun sa tau Balian dan Badewa ho jadi lewat lun hio ne ngebantu lun sakit contoh ne membaca kahai mantra, memolong daerah tenga lun sa ngerasa sakit ho nah biasa ne ritual ti delakukan agak ela misal ne mulai ritual jam sembilan malem selesai ne jam telu subuh. 

Nah jika adat ritual ne haot selesai delakukan telu andrau rueh malem maka andrau ke telu ne keluarga atau sa sakit Awe tau losek neke belai ne harus nempadi Isa andrau. Ho adalah ritual adat budaya sa Naan tei leu Kamin tapi zaman sekarang Awe blok Naan haot lun sa Makai ritual ti gene kan mengikuti perkembangan zaman Lei pang dan sekarang Agama Hindu pun haot agak berkurang tei daerah kamin gene deo pindah agama dan deo lun bio sa neke luar huluk tong leu Kamin jari sekarang agak jarang lun ngelakuin ritual ti dan jika Naan lun sa sakit pasti de oit tong belai sakit lei…. 

Ho boh kisah ku dohot memperkenalkan adat budaya sa Naan tei leu Kamin kirane tau namoh pengetahuan de la pembaca, jika Naan kata-kata sa sala neke ku menceritakan kisah ti ku mohon maaf. Terimakasih…


Bahasa Indonesia:

      Disini saya ingin menceritakan tentang adat budaya yang ada di kampung kami dan nama kampung kami adalah Malawaken. Di kampung kami ada ritual adat budaya namanya Balian dengan Badewa yang digunakan untuk menyembuhkan orang sakit dari penyakitnya, tetapi adat ritual ini membutuhkan bantuan dari hantu atau sahabat orang tua yang tidak bisa kita lihat nah, ritual ini biasanya dilakukan pada malam hari. Kenapa harus malam hari, supaya hantunya mudah merasuki orang yang memimpin ritualnya dan biasanya ritual ini dilakukan tiga hari dua malam tergantung kesepakatan dari keluarga yang akan disembuhkan itu. Ritual ini juga banyak persyaratannya dimulai dari kue-kue contohnya wadai wajik,dan banyak jenis kue yang di buat dari tepung beras misalnya kue gagatas, cucur, buah gayam, dan kalau untuk minumannya adalah kopi, air kelapa. Dan ada lagi syarat lain yang paling utama nya adalah Bunga pinang, biowo (daun berwarna merah/hijau), daun kelapa, kemenyan dan bara api yang aromanya dipakai untuk menarik para makhluk halus agar bisa datang pada ritual itu, kelapa, telur putih, ayam kampung, ketan, dan ada juga alat musik pendukung yang digunakan untuk menjalankan ritualnya misalnya Tuung, gong, gendang, kecapi dan banyak lagi itu adalah salah satu persyaratan untuk melaksanakan ritual untuk membantu agar orang bisa sembuh dari penyakitnya. Biasanya adat budaya ini dilakukan oleh orang yang beragama Hindu, tetapi orang yang lain Hindu juga bisa kalau mau menyembuhkan orang dengan menggunakan ritual Balian dan Badewa ini nah bagaimana hantu itu bisa membantu yaitu dengan cara masuk ke dalam tubuh orang yang bisa melakukan ritual ini jadi lewat orang itu dia membantu orang sakit dengan membacakan mantra, menyedot daerah tubuh yang terasa sakit biasanya ritual ini dilaksanakan agak lama misalnya mulai ritual jam sembilan malam dan selesainya jam tiga subuh. 

Nah jika ritualnya sudah selesai dilakukan tiga hari dua malam dan pada hari ketiga keluarga dan orang yang sakit tidak boleh keluar rumah harus diam dalam rumah selama satu hari. Itu adalah ritual adat budaya yang ada di Desa kami tapi zaman sekarang tidak terlalu ada orang yang memakai ritual adat ini karena mengikuti perkembangan zaman juga dan sekarang Agama Hindu juga sudah agak berkurang di daerah kami karena banyak yang pindah Agama dan banyak juga orang yang masuk ke daerah kami jadi sekarang sudah jarang orang yang melakukan ritual ini dan jika ada orang yang sakit pasti di bawa kerumah sakit… 

Ini adalah kisahku sedikit memperkenalkan adat budaya yang ada di Desa kami kiranya cerita ini bisa menambah pengetahuan untuk pembaca, jika ada kata-kata yang salah dari saya menceritakan kisah ini saya mohon maaf. Terimakasih…

#harimasyatakatadat

#lombamenulis

#ceritarakyat


Penulis

Yoka Novena Delane

Previous Post
Next Post

0 comments: