Kangkurung alat tukan tradisional suku Dayak Siang
Bahasa Dayak Siang
Siang merupakan salah ico suku co nukui nyan pulo Kalimantan, tepat eh nya kecamatan Tanah Siang, kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, suku cotuh terkenal ma kekompakan hintang gotong royong eh terutama dahat nukan, selain onon suku siang oko tradisi nukan hapo kangkurung, kangkurung merupakan alat tukan co bosuara dan mohing merdu mun to hapo, kangkurung biasa eh tongiring ma sorak sorai toriak hintang tarian klunon ngarun.
Tapi seiring berjalan eh waktu tradisi cotuh cop mulai niho karna tk ngangap masyarakat terlalu rumit persiapan eh, hanya beberapa lobu leh co incah hapo tradisi cotuh sama ma lobu Tokung, lubu Duan Arung, dan Lobu balo, sehingga tradisi cotuh perlahan-lahan niho.
Inan melestarikan hintang pokingkat hopuli tradisi nukan hapo kangkurung tuh Pemerintah Kabupaten Murung Raya ponah hari ulang tahun kabupaten co keduanpulu toun (20 Tahun) iyoh yoh pada tanggal 1 Agustus 2022, pemerintah nompi lomba kangkurung, co tonguma 135 dulun peserta hingkat 116 lobu co oko nyan kabupaten Murung Raya. Lomba cotuh tomonggelar nyan Stadion Dr. Willy M Yoseph co terletak nyan tohun kota Puruk Cahu. Lomba cotuh to mombuka secara resmi pian bupati Murung Raya Bapak Drs. Perdie M Yoseph to mondamping pian Seketaris Daerah Kabupaten Murung Raya Bapak Dr. Hermon M.si
Bahasa Indonesia
Kangkurung alat tradisional menanam padi suku Dayak Siang
Siang merupakan salah satu suku yang mendiami pulau Kalimantan, lebih tepatnya di Kecamatan Tanah Siang, kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Suku ini di kenal karena kekompakan dan gotong royong nya terutama dalam menanam padi (Menugal/Nukan), selain itu suku ini mempunyai tradisi menanam padi menggunakan alat tradisional yang di beri nama kangkurung. Kangkurung adalah alat tugal yang jika di gunakan akan mengeluarkan suara atau bunyi-bunyi yang berirama dan indah dan biasanya bunyi-bunyi itu akan di iringi oleh sorak-sorai,dan tarian dari masyarakat.
Namun seiring berjalannya waktu perlahan tradisi ini mulai jarang di gunakan oleh masyarakat modern karna menurut mereka terlalu ribet, hanya beberapa desa yang masih menggunakan tradisi ini seperti Desa Tokung, Desa Duan Arung, dan Desa Balo, Sehingga tradisi ini perlahan mulai menghilang.
Untuk tetap melestarikan dan mengingat kembali tradisi menanam padi (Menugal/nukan) menggunakan kangkurung, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dalam hari ulang kabupaten yang ke-20 yaitu pada tanggal 1 Agustus 2022, membuat lomba kangkurung,yang diikuti oleh 135 orang peserta dari 116 desa yang ada di kabupaten Murung Raya. Lomba ini di gelar di Stadion Dr. Willy M Yoseph, yang terletak di tengah kota Puruk Cahu. Lomba ini di buka secara resmi oleh Bupati Murung Raya, Bapak Drs. Perdie M Yoseph, di dampingi oleh Seketaris Daerah Kabupaten Murung Raya, Bapak Dr. Hermon M.si, Bahasa Indonesia
#harimasyarakatadat
#lombamenulis
#opini
Penulis
Tia Malora
0 comments: