Seketika
sekujur tubuh ini bergetar bahkan keringat dingin bagaikan sebuah angin gemuruh
yang seakan tak bisa henti di tengah riaknya,posisi rasa ini sebenarnya tak ada
ragu tetapi semenjak ku mulai memandang senyum itu ku mulai tak bisa melihat
sisi keresahanku dalam hati ini.
Pukul 06.00 di bawah pasang langit yang sama dan
langit pun masih samar seakan mengajak namaku ikut menyamar sebagai penikmat
fajar dan sebagai penikmat senyum indah itu. Di persimpangan jalan itu
ku melihat mahluk ciptaan Tuhan teramat unik dan seakan ku ada pada saat Tuhan
membentuk mahluk mungil dan cantik itu, sebrang jalan itu masih samar tak
pandai masih mataku memandang di persimpangan itu.
Di derat langkahku menuju titik pemula senyum
yang ku lihat itu seakan tak terarah semua pikiran dan semua rasa yang ada
dalam raguku pun seakan tak ada lagi sisanya. Derat langkah ini sampai
juga pada sosok senyum manis nan rupawan itu jarak ku pada wanita itu kurang
lebih 5 meter,sangat jelas dan sangat nampak khas bibir mungil. Pola balik
senyumnya itu terlihat nampak jelas di rekam memoriku karena ku lihat ternyata
mahluk unik ini ada di sebuah persimpangan jalan.
Sesampainya aku di sebelahnya aku masih diam dan
kata-kataku yang sudah kupikirkan menjadi hilang seketika dan mulutku kaku
bagaikan di lamenating.Dia sedang stressing atau lagi siap-siap untuk joging, tanganku
yang tak dengan sekujur keringatpun ikut menjadi saksi bahwa aku tak seperti
mulutku yg pandai bicara tapi tanganku kaku untuk bersalaman.
Ku sodor tanganku sambil lirih, Haii mbaa,,,seketika juga mukanya yang
lagi serius dengan persiapan mau joging itu mengarah padaku, Sambil menyodor tangannya
kepadaku jawabnya Hai juga mas, semua yang ada di pikiranku seakan tidak ada
artinya lagi mendengar kalimat perdana itu dari balik senyum yang ku lihat itu.
Dengan gerak Gerimis "Gerakan imi amas" ini bahasa Manggarai (Gerakan yang salah tingkah) tanganku tak enggan untuk lepas dari tangannya, dia sambil menanya juga mas namanya siapa, tambah lagi serasa fajar itu tak mau untuk terbit lagi.
Maaf mba
hampir lupa oo ....Iyaa, namaku Hanes mbaa kalau mba namanya siapa, Nama saya
Rasty mas, tanganku pun seketika lepas dari penghuni tangan mungil itu. O iya mba mau joging kah, iya
mas joging mas oleh badanku sudah naik 3 kilo mas, aduh mba Ras panggil singkat
itu mulai ku peragakan, Ras baru gini saja badanmu Ras keliatannya masih cantik
ko, Sambil nyenggol bahunya ah mas Han bisa aja sambil senyum khasnya itu
membuat pagi itu semakin indah munculnya matahari di ufuk timur.
Kalau mas joging
juga, sambil senyum ku, nggak mba saya biasanya joging sore mba Ras Ooo gitu to
mas Han, mba Ras coba deh mba lihat matahari itu bagus kan mbaa iyaa mas bagus
ya kenapa emangnya mas matahari itu.
Iya mba Ras Matahari itu, dia rela berputar untuk semua mahluk hidup di dunia ini, kok gitu ya mas iyaa mba karena kehidupan kita harus butuh matahari yang selalu memberi kita rasa nyaman dikala kita dingin dan memberi kita penerangan di saat kita dalam kegelapan. Mas Han bisa aja, sambil kakinya mejulur kedepan dan berbagi ceritanya mulai dari terbitnya matahari karena pada intinya senyum itu bisa memberi kenyamanan bagi siapa saja yang kita jumpai.
Dalam diaolog kami, ada hal menarik yang kami
berdua ceritakan, mas bilangnya saya ini seorang yang bekerja di salah satu
Mall disini, Disaat aku berjuang untuk hidup dan saat aku melihat mereka
berseragam menuju cita-cita, ku hanya bias menangis karena ketiadaanku tapi aku
punya kesempatan untuk berjuang dan selalu bersyukur. Berlinang air matanya
senyum yang tadinya sangat indah ia pancarkan kini mulai enggan lagi.
Aku pun diam
seketika dan menunduk, kepalanya pun mulai menyender di bahuku, tak kunjung
lagi ku malu dan ku ragu langsung saja kuberikan bahu ini untuk dia bersandar
semoga bahu ini membuatnya merasa nyaman di kala dia mulai bersedih.
Ras manja ku menyapa namanya, kamu yang sabar
ya memang dalam perjalanan hidup kita tak selamanya harus sama terkadang yang
kamu rasakan sekarang ini bukan kamu yg bisa sekolah tetapi mungkin anak-anakmu
nanti yang bisa kamu sekolahkan, dan juga Ras kita memang berada di bawah
pasang tirani ragu, enggan memaknai setiap kalimat satu untuk kata pasti. Jadi hidup adalah anugerah yang di berikan oleh
Tuhan dan Anugerah itu beraneka ragam beraneka rasa yang Tuhan berikan, Tuhan
memberikan ini kepada kita apakah kita mampu menjalankannya atau tidak,itu poin
yang penting kita ingat dan lakukan.
Mas Han terima kasih banyak ya walaupun mas cuma sebentar ketemu saya dan kita baru kenal disini saya merasa beban dalam hidupku ini tertuang semua tadi, dan saya berterima kasih untuk Bahunya mas Han yang bersedia untukku tadi mengadu tentang kehidupan saya, mas Han saya tau mas orang yang baik makanya saya tadi cerita kepada mas tentang semua ini.
Sambil ku garuk kepala karena di sanjung terus oleh Rasty aku pun mengangguk dan sambil berdiri dari tempat duduk dan Rasty juga berdiri dari tempat duduknya, Sama-sama Ras semoga perjumpaan kita jangan sampai disini ya dan yang paling penting selalu bersyukur dengan apa yang ada dan selalu berdoa.
Senyum itu kembali ku lihat di balik panasnya terik matahari. Kami berpisah dari tempat itu, tak lupa juga Rasty meminta nomor whatsaapku, ah Rasty kamu membuatku ingin selalu joging pagi juga disini dalam hatiku.
Mas Han sampai
ketemu lagi yaa senang bertemu denganmu mas Han nanti saya kontak mas lagi yaa …. Bersambung--------
“Terkadang di balik senyum yang manis itu kita tidak tau ada kerapuhan didalamnya senyum yang selalu terpancar sebagai penikmat bahwa kita memang dalam posisi baik-baik saja, tetapi bukan pada prakteknya. "Senyum adalah sebuah ekspresi yang membahagiakan tetapi senyum juga adalah hal terahir yang dibuat dibalik kehancuran"
Penulis
: Yakobus Lukivantura
Numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*