Obi Seprianto
"Dibalik pohon, mata bercahaya tengah malam tidak lagi
terlihat, hilang tergerus dan hanyut dalam zaman moderenisasi. Miopia pun sudah
menyelimuti masyarakat setempat sehingga mata bercahaya yang takut dengan manusia"
Simpang Naneng adalah salah satu nama Desa
yang berada di tengah Kabupaten Barito Timur, Provinsi kalimantan tengah yang
berbatasan langsung dengan Desa Dayu dan Desa Kandris. Tentunya posisi Desa
Simpang Naneng sangat strategis, disebabkan jalan rayanya yang digunakan
masyarakat sehari-hari, juga sebagai jalan lintas antar Provinsi dan antar Kabupaten/Kota. Tentu sudah dapat dipastikan selain jumlah masyarakatnya, rumah / bangunan selalu
meningkat setiap tahunnya, selalu terjadi juga perjumpaan ataupun melihat hal-hal
yang sifatnya baru ditemukan. Hal baru yang dimaksud seperti fashion dalam berpakaian,
mengetahui merek dan kegunaan make up (kaum hawa) ,level/tingkatan kelas makanan
orang kota tidak menjadi hal yang tabu, aksesoris, handphone dan standar orang
dikatakan sukses tidak absolut lagi, serta membuka pola berpikir masyarakat menjadi dinamis dan
senantiasa menerima perubahan .bahkan tanpa disadari masyarakat setempat ada yang
menelan mentah-mentah perubahan tanpa disharing terlebih dahulu. Tidak terkecuali
cerita mistik yang berkembang ditengah masyarakat dan diakui, sekarang mengalamai
perubahan ke arah kemunduran (ketidak percayaan) dikalangan masyarakat “sekarang
kabur dari penglihatan bahkan sunyi dari pendengaran”.
Ketika melewati
jalan lintas Kota Tamiang Layang – Kota Ampah di Kabupaten Barito Timur dapat
dipastikan melewati Desa Simpang Naneng . Tanpa disadari, mereka telah
melintasi salah satu tempat yang dapat membuat jantung berdetak lebih cepat
dari biasanya. letaknya berada ditengah Desa Simpang naneng dan tepatnya disamping
kiri dan kanan kantor Desa tersebut , terdapat sebuah hutan
yang masih asri dan terawat dipenuhi
pepohonan yang berukuran sedang dan besar. Hutan tersebut biasa
dipanggil masyarakat asli Desa Simpang Naneng
dengan sebutan Putut Nonok dalam bahasa
indonesia Pohon beringin, karena didalam
hutan tersebut terdapat pohon beringin yang besar sebagai simbol/tanda hutan
tersebut, Hutan tersebut merupakan lahan milik kepala Desa Simpang Naneng sekarang.
Memang banyak
sekali cerita yang disambung dari mulut ke mulut (tutun temurun) di tambah
beberapa pengalaman saya sebagai masyarakat asli Desa Simpang Naneng, memang
banyak kejadian aneh diluar daya nalar kita sebagai manusia. mulai dari kecelakaan tunggal, tabrakan sampai
ada yang ditabrak mengakibatkan orang meninggal dunia kejadian tersebut terjadi
dalam beberapa tahun dibelakang. Dari peristiwa yang terjadi tidak ada yang
dapat menjawab atau menguraikannya secara spesifik dan mudah dimengerti bagaimana yang terjadi sebenarnya atas
kejadian disekitar hutan Putut Nonok Desa Simpang naneng Kab. Barito Timur.
Berangkat dari pengalaman saya tentang Hutan Sekitar Putut Nonok/Pohon Beringin. Waktu masih berusia 15 tahuan tepatnya menginjak kelas 2 SMP, pada malam harinya seperti biasa setelah selesai ibadah orang muda kami kumpul sejenak khusus anak laki-lakinya untuk bercerita dan membahas apa yang ingin dilakukan. Tiba-tiba salah satu diantara kami mengusulkan untuk mencari buah taitungen atau “durian hutan berukuran kecil dengan duri yang lebih rapat” ,karna waktu itu bertepatan musim buah di Desa Simpang Naneng dan desa-desa lainnya. Tepatnya letak kami mencari disekitar hutan Putut Nonok karena disana terdapat banyak pohon taitungen yang tumbuh. Mendengar usulan yang bagus, kami pun bergegas tanpa rasa takut sebab jumlah kami sekitar 6 orang, tiba-tiba tanpa disadari setelah kami berjalan dan masuk sekitar kurang lebih 100 meter kedalam hutan seperti ada cahaya yang tidak terlalu terang mengikuti kami dari samping kiri dan kanan. Rasa takut dan pertanyaan dalam diri kami, secara terkhusus dalam diri saya semakin bergejolak dan mulai menyelimuti rasa berani ,sehingga muncul dalam pikiran apakah lanjut mencari buah atau kembali pulang. kawan-kawan tetap sepakat untuk tetap melanjut tanpa menghiraukan apa yang sedang terjadi disekeliling kami. Memang kami semua menyadari banyak kejadian aneh yang dialami selama proses pencarian buah seperti tidak mendapatkan buah sama sekali, suara burung dari kiri-kanan tanpa hentinya seolah-oleh berteriak kencang kepada kami serta cahaya seperti lampu tetap mengawasi kami semua sampai kembali. Setelah kejadian tersebut banyak hal yang disampaikan kawan-kawan tentang pandangan mereka, tetapi masih berekspetasi dan menerawang jauh.
Dari banyak cerita yang menunjukan hutan
sekitar Putut Nonok angker (menyeramkan) serta saya dan kawan-kawan pun sempat
mengalami kejadian yang bisa dikatakan aneh. Sehingga menuntut saya peru digali
sedikit bagaimana histori singkat hutan sekitar Putut Nonok yang berada di Desa
Simpang Naneng. Ibu Sadem Bin Lamen adalah seorang Perempuan yang sudah berusia
87 tahun atau sering dipanggil nenek jumpet adalah masyarakat asli Desa Simpang
Naneng dan sudah tinggal semenjak tahun 1991 dengan nama desa masih desa dayu.
Nenek Jumpet menyampaikan dulu tidak ada orang tinggal di daerah sekitar hutan tersebut, konon dulunya hutan disekitar Putut Nonok sendiri sering di sebut sebagai “Hutan Wuang” karna tidak ada orang tinggal sekitar itu. Berdasarkan penjelasannya hanya ada satu rumah orang yang tinggal disekitar itu pada tahun 80an awal. Nenek jumpet menceritakan awalnya disampaikan orang tua dulu yang berada sekitar hutan putut nonok pernah terjadi beberapa peristiwa yang aneh seperti ada hewan yang nyebrang jalan menyerupai kucing berkerumun dan berjalan menuju putut nonok/pohon bringin tersebut ternyata setelah dilihat dari dekat tidak ada. Selanjutnya ada
juga peristiwa yang dialami seseorang masyarakat yang tinggal didaerah
tersebut, pernah melihat seperti bayangan orang yang menggunakan tutup kepala
berjalan menuju Putut Nonok tetapi setelah diikuti dan diteliti dari dekat
tidak ada meilihat bahkan menemukan bekas
jejak orang tersebut. Nenek Jumpet juga mencerita dan berkata semenjak dia
berserta keluarganya pindah dan menetap untuk tinggal di Desa Simpang Naneng
yang dulu namanya masih Desa Dayu karna pemerintahan desanya masih masuk Desa
Dayu pada tahun 1991. Menurutnya pernah terjadi suatu kejadian aneh juga dimasa
itu seperti ada segerombolan orang yang berjalan kearah Putut Nonok dan paling
mengejutkan Beberapa minggu setelah kejadian
tersebut mulai ada kejadian seperti kecalakaan tunggal, tabrakan bahkan
kena tabrak sehingga menyebabkan orang meninggal dunia dan terdapat empat kasus
kecelakaan yang menelan korban jiwa di daerah sekitar hutan Putut nonok dan masih melekat dalam ingatan dan pikiran
nenek jumpet yang sudah tidak muda lagi.
Nenek Jumpet menyampaikan dulu tidak ada orang tinggal di daerah sekitar hutan tersebut, konon dulunya hutan disekitar Putut Nonok sendiri sering di sebut sebagai “Hutan Wuang” karna tidak ada orang tinggal sekitar itu. Berdasarkan penjelasannya hanya ada satu rumah orang yang tinggal disekitar itu pada tahun 80an awal. Nenek jumpet menceritakan awalnya disampaikan orang tua dulu yang berada sekitar hutan putut nonok pernah terjadi beberapa peristiwa yang aneh seperti ada hewan yang nyebrang jalan menyerupai kucing berkerumun dan berjalan menuju putut nonok/pohon bringin tersebut ternyata setelah dilihat dari dekat tidak ada.
Tidak luput disebutkan Nenek Jumpet, di
daerah sekitar hutan Putut Nonok tersebut tepatnya di bagian belakangnya
terdapat “pasar bajang” atau kuburan anak kecil yang belum ada keahlian
sama sekali (belum tumbuh gigi/baru lahir) sehingga dikubur didaerah tersebut.
Dia juga mengatakan sering orang yang lewat daerah hutan Putut Nonok
ditakut-takuti oleh mahluk/hewan yang tidak dapat dilihat dengan mata manusia, yang
mendiami hutan tersebut sehingga Putut Nonok di kenal oleh masyarakat setempat
khususnya Desa Simpang Naneng sebagai tempat yang angker (tampak menyeramkan)
dengan segala cerita mistiknya.
Nenek Jumpet juga menceritakan Tidak jauh dari hutan tempat Putut Nonok berada sekitar 200 meter, tepatnya dekat SDN 2 DAYU di Desa Simpang Naneng . Terdapat sebuah jalan tanjakan yang sering dikenal dengan sebutan “wungkur buta” dan konon kata orang dulu disitu terkenal juga dengan sebutan “Damung Wungkur Buta maleh, Raden Karungang Runsa” atau “bukit yang tidak melihat raja atau putra raja melintas Karungang Runsa” (Karungung Runsa adalah konon dulu nama sebutan daerah wungkur buta tersebut). Memang secara histori ada alasan kenapa Jalan tanjakan tersebut dinamakan masyarakat wungkur buta karena sering terjadi peristiawa kecelakaan tunggal atau pun tabrakan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tetapi setalah namanya jalan tanjakan tersebut wungkur buta tetap terjadi kecelakaan motor atau mobil didaerah tersebut bahkan meningkat dari sebelumnya. beranjak dari peristiwa tersebut, daerah sekitar wungkur buta kearah hutan Putut Nonok yang dikenal masyarakat Desa simpang naneng sekarang dengan nama Simpang Waringin dengan tujuan semoga dapat menepis atau menghilangkan banyaknya peristiwa aneh terjadi di sekitar daerah tersebut.
Di beri nama
Simpang Waringin kata “Nenek Jumpet” karna
tetapnya didaerah tersebut terdapat sebuah persimpangan kearah Hepung Waringin (
Hepung adalah tempat berkumpulnya/pemukiman dan tempat orang dulu berkerja).
Di Desa Simpang Naneng itu sendiri terdapat beberapa Hepung selain Waringin,
seperti Hepung Manengeten dan Hupung Mabu. Dari berbagai fenomena yang terjadi
dan dipaparkan oleh Nenek Jumpet, hal yang memang masih dirasakan oleh
masyarakat setempat secara terkhusus masyarakat Desa Simpang Naneng sampai sekarang
adalah ketika berjalan lewat daerah hutan Putut Nonok seperti berjalan di dalam
dunia lain terasa ada hawa dingin khususnya ketika malam hari.
Memasuki tahun 2000an, cerita tentang
angkernya hutan Putut Nonok dengan cerita mistiknya sudah mulai memudar bahkan
menghilang dari dalam tataran masyarakat setempat karna kemajuan jaman dan
cepat perubahan yang terjadi. Hal tersebut disebabkan karna mengalir derasnya
arus globalisasi yang tidak dapat terbendung oleh manusia, sehingga menjadikan
masyarakat yang moderen dalam segala lini kehidupan. seperti mulai dari cara berpemikiran, bertingkah
laku secara dinamis, realistis dan sistematais ,ada juga karena faktor aliran
kepercayaan masyarakat setempat yang sudah kebanyakan pindah agama dan masuk
kedalam agama kristen protestan dan katolik sehingga percaya untuk hal-hal
bersifat mistik mulai berkurang.
Banyak contoh lain yang dapat kita lihat
secara kesat mata, seperti mulai banyak rumah dan bangunan berdiri disekitar
daerah hutan Putut Nonok bahkan di
tengah pulau tersebut sekarang sudah berdiri kantor Desa Simpang Naneng yang
bagus. Lalu Bagaimana nasib mahluk tidak terlihat di sekitar Hutan Putut Nonok.
Apakah pindah ketempat yang baru sebab cahayanya di kalahkan cahaya Hp android
yang lebih terang atau bersedih karna melihat manusia yang tidak takut lagi
dengan mahluk tak terlihat. Buktinya tempat mereka mulai dikuasai manusia.
sebab manusia lebih takut apabila paket datanya (koutanya) habis dari pada
duduk sendirian di pinggir hutan/tengah hutan asalkan Hpnya hidup dan paket
data ada .
Pastinya masyarakat setempat harus tetap
menjaga keasrian hutan dan tidak merusaknya, karna masyarakat desa Simpang Naneng
percaya hutan adalah sumber kehidupanya semua mahluk didalam dunia termasuk
mahluk yang tidak terlihat serta sebagai tempat untuk mencari sekaligus meminta.
Sehingga kita generasi muda dituntut untuk lebih mengenal sejarah daerah/desa
kita sendiri karna dengan mengenal sejarah dipastikan muncul rasa cinta dan
menjadi landasan dasar yang kuat untuk mengembangkan desa kearah kemajuan yang
berkelanjutan tanpa memiliki maksud
merusak dan melupakannya . Lupakanlah hal yang membuang waktu kita untuk
pengembangan kapasitas diri, karna masa depan desa/daerah ada ditangan kita.
Seperti pepatah mengatakan “ Kalau Bukan
Sekarang Kapan lagi”.
Terima Kasih.
Penulis : Obi Seprianto
Mantap Gan biar menambah wawasan tentang sejarh desa Simpang Naneng
ReplyDeleteMantap ina bi anggap jari aset desa takam😀
ReplyDeleteSiapp2 boss, die takam coba menggali ni sh wau boss👍👍
DeleteSegah kisah iri bang ekat kurang rama ai pakau na baca nimpann jari itungen wkwkw
ReplyDeleteNumpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*