Sunday, April 5, 2020

PESAN LELAKI ITU




Igo Linawati

   " Pernahkah kamu melangkah tapi ragu
     Pernahkah kamu berbicara tapi tidak ada yang peduli
Pernahkan kamu bermimpi tetapi tidak terwujud,
Suatu saat nanti kamu bisa melangkah tanpa ragu, di hargai dan menggapai mimpi .
Itu pesan lelaki tua itu "


Pada 12 September 1997 lahirlah Seorang gadis kecilnya yang hidup bersama kedua orang tua dan 10 saudara  yang di penuhi rasa cinta dan saling menghargai di sebuah gubuk kecil di tengah rimba tempat kedua orang tuanya berladang dan gubuk satu-satunya yang mereka miliki.  Dia adalah anak bungsu yang terpaksa harus di urus oleh saudara  di karenakan ayah dan ibu harus berkerja, mengais rejeki untuk menghidupi ke sebelas (11) anaknya.

Meskipun hidup serba berkekurangan tetapi di gubuk kecil itu penuh rasa cinta dan saling menjaga satu sama lain, meskipun mereka harus berpuasa sewaktu-waktu dan hanya makan ubi rebus  di karenakan rejeki tak selalu ada tetapi mereka melakukan bersama dan membuat keluarga kecil itu selalu bersyukur bagaimana pun kondisinya. Gadis kecil itu adalah aku yang di beri nama Arini Dewi yang berarti kata ayahku anak gadis yang penuh kasih dan menjadi inspirasi bagi banyak orang . Ah, itulah kata ayah ku tapi terkadang aku harus lebih siap dan kuat menghadapi begitu banyak tantangan hidup yang aku jalani.

 
13 Juli 2004 aku mulai menginjak kaki di bangku sekolah yaitu Sekolah dasar di sebuah pelosok desa dan tinggal bersama keluarga ibuku . Pada saat itu aku menangis hingga membuat hatiku sakit ketika harus berpisah bersama keluargaku , aku terpaksa mengikuti keluarga ibuku karena kami tidak punya rumah di desa itu . Dalam keberangkatanku dengan hanya membawa 2 helai baju dan seragam sekolahku ayah ku berpesan "pergilah dan pulanglah dengan kabar baik ". 

Disinilah hidupku dimulai aku harus berjuang dan jauh dari keluarga ku , kebetulan saudara-saudara berbeda tempat tinggal jadi aku harus mampu beradaptasi dengan lingkungan. Aku pernah berpikir pada malam yang gelap mengapa nasib ku tak seberuntung mereka, tetapi aku harus membuang jauh-jauh pikiran itu agar tidak mengecewakan kedua orang tua ku . 

Di suatu pagi  hari pertama aku pergi ke sekolah dengan membawa satu buku dan pensil mengenakan seragam putih merah dan tidak menggunakan alas kaki karena orang tuaku tidak mampu membelikanku sepatu, awalnya aku merasa malu dan takut karena aku satu-satunya murid yang tidak diantar orang tuaku pada hari pertama sekolah. Setibanya kami memasuki kelas aku memperkenalkan diri menggunakan bahasa daerahku karena aku tidak Pasif menggunakan bahasa Indonesia, sontak satu kelas tertawa dan bingung dengan apa yang aku ucapkan. Aku hanya menahan malu dan diam dengan memegang rok ku sampai kusut . Aku mencoba menjalani hidup ku yang penuh tantangan sampai aku selesai ujian dan lulus Sekolah Dasar kemudian melanjutkan sekolahku ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tinggal bersama saudara ibu ku. Disinilah aku mulai merasakan begitu banyak tantangan dan mencoba mandiri dengan menabung uang agar aku bisa bertemu orang tuaku. Sejak pertama aku sekolah dan sampai aku SMP aku tidak pernah bertemu orang tuaku dan saudara- saudaraku, dalam benak kecilku aku selalu berdoa agar harapan dan keinginan ibu dan ayahku bisa menjadi kenyataan. 

Tiga tahun berlalu kini aku mulai menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan waktu itu aku terpaksa harus pindah dan tinggal bersama kenalan saudara ibuku, aku harus berkerja lebih banyak di tempat ini  sampai aku harus terpaksa belajar pada waktu tengah malam agar aku bisa fokus karena tempat tinggalku begitu berbeda bahkan aku harus menangis tiap malam di karenakan makan nasi yang sudah basi dan berkerja tanpa makan sepulang sekolah, awalnya aku ingin kabur tetapi aku tidak tau kemana dan aku hanya selalu mengingat ibu dan ayah ku sehingga itu yang bisa membuat aku kuat. Sekitar kelas 3 SMA ibu dan ayah menjengukku, mengajak untuk tinggal di asrama. Betapa senangnya aku, setidaknya aku bisa lepas dari kejamnya hidup selama 2 tahun. Aku mengucap syukur atas berkat Tuhan, karena aku bisa tinggal di asrama sehingga aku bisa mempunyai banyak waktu luang mulai dari membaca buku, mengikuti kegiatan di sekolah dan bisa punya banyak teman. Aku sangat senang sekali dan aku mulai berani berjualan kue di sekolah untuk menambah uang jajan ku dan membeli buku tulis.
     

Tidak terasa aku sudah bisa menyelesaikan pendidikan ku di SMA , namun saat itu aku tidak mempunyai uang untuk bisa melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Tetapi itu tidak menyurutkan niatku untuk terus berusaha dan tidak menyerah.  Aku mencari pekerjaan di kota dan menabung  agar aku bisa melanjutkan mimpiku, sampai pada akhirnya aku di terima bekerja di sebuah toko baju, dan aku mencoba menabung dengan hasil jerih payahku bahkan aku bisa membantu ibu dan ayahku membangun rumah di desa tempat masa kecilku dan tempat pertama kali aku berani mengambil langkah besar ini. tidak ada hal lain di dunia ini selain aku bisa membantu ibu dan ayahku membangun rumah yang layak untuk hari tua mereka nanti. Setiap kali aku ingin menyerah dengan perjalanan yang berliku-liku di hidupku aku selalu ingat pesan ibu dan ayah ku bahwa ada harapan besar di pundak ku. Setiap kali aku berdoa aku selalu ingin ibu dan ayah ku dapat menghabiskan masa tua di rumah dengan hasil jerih payah ku. Pada saat aku masih berkerja aku juga mengembangkan bakat ku dan aku bisa kenal dengan orang-orang besar dan memberi aku peluang untuk membangun relasi dan menambah wawasan untuk berani melangkah lebih jauh lagi.

 

Dua tahun kemudian setelah perjalanan panjangku bekerja dan berusaha, aku di terima di salah satu Universitas swasta dan aku memulai kembali hidup di perantauan dengan begitu banyak cobaan. Di saat aku mula terjatuh aku hanya ingat pesan ibu dan ayah ku bahwa suatu hari nanti aku bisa mewujudkan semuanya. Dia adalah lelaki tua yang saat ini sedang menanti keberhasilanku dan memberikan aku segala yang dia punya, lewat doa dan air mata selalu menjadi penenang ketika aku ragu di jalan yang hampir buntu. Dia adalah sebuah inspirasi bagi hidupku , menjadikan aku manusia yang beralaskan budi pekerti yang selalu ingin berkembang dan berproses agar dapat menjadi maju. Lelaki tua itu selalu memeluk badan kecilku dengan kecupan hangat di kening ku ,seperti dahulu di saat aku berumur 7 tahun  selalu berbisik di telinga ku dan tetap mengucapkan hal yang sama yaitu "pergilah dan pulanglah dengan kabar baik" setiap kali aku mendengar kata itu ada sebuah emosi yang tak bisa aku jelaskan dan hanya bisa aku balas dengan anggukan kepala dan pelukan ke tubuhnya yang sudah mula menua dan renta.

Saat ini aku hanya ingin mengucap syukur atas berkat dan proses yang aku lalui dari berbagai hal yang tak bisa aku ungkapan dan bahkan hal yang mudah yang mungkin sekilas bisa di artikan, aku hanyalah manusia yang mencoba berjalan dengan sebuah harapan dan mencoba menjadi diri yang berguna bagi orang yang mencintaiku , bahkan setiap aku membuat suatu kesalahan aku selalu memohon ampun kepada Tuhan ku agar aku di luruskan jalanku dan menjadi nyata impian ku .


Penulis : Igo Linawati


Previous Post
Next Post

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete