Thursday, April 2, 2020

PANDEMI COVID-19: KITA DALAM POSISI TIDAK BAIK

Yakobus Lukivantura
Mahasiswa Semester VI Universitas Palangka Raya;
Aktif di organisasi PMKRI Sanctus Dionisius Cabang Palangka Raya
"Setiap orang berjuang untuk menjalani proses tertentu dalam hidupnya. Dalam menjalani proses tersebut terkadang seseorang akan berhadapan dengan tantangan dan kesulitan tertentu. Keputusan dan tindakan yang tengah dijalani pun terhenti".
Akhir-akhir ini, umat manusia berhadapan dengan situasi dan kondisi yang sulit di mana kehendak memposisikan diri untuk bekerja atau menjalani aktifitas tertentu dihadapkan dengan himbauan dan larangan lantaran pandemi yang bermula di Wuhan-Cina. Media sosial dan berbagai kanal informasi dibanjiri berita dan informasi seputar Covid-19 yang mematikan. Android para pengguna dijejali berita dan peristiwa yang mencemaskan. Nyawa setiap orang terancam oleh virus tersebut. Ribuan orang telah menjadi korban dari ganasnya virus corona ini. Setiap orang dingatkan untuk selalu waspada dengan ancaman terinfeksi virus ini.
Kenyataan sekarang ini menempatkan setiap orang pada situasi dan kondisi yang tidak baik. Penyakit seakan merajai dan menjadi pemain utama di tengah dunia. Pada pihak lain, manusia seakan tunduk pada virus ini dan serentak menggugat sejauh mana orang beriman mengandalkan dan menyerahakan diri kepada Dia yang diimaninya.
Setiap orang ‘dipaksa’ oleh virus corona untuk diam dan menatap dunia luar dari balik jendela. Di luar rumah, dunia tidak lagi menjadi hunian yang nyaman bagi setiap orang. Walaupun ‘diam’ di rumah, setiap orang tetap saja dihantui oleh berita dan isu yang mencemaskan.
Pemerintah menghimbau kepada warga negara untuk diam dan bertahan di balik jendela. Jika tidak ada kepentingan di luar rumah, mendingan berdiam diri di dalam rumah. Dalam situasi ini, pemerintah menghimbau untuk bekerja, belajar dan beribah dari rumah.
Di balik jendela, setiap orang mungkin juga dihantui berbagai pertanyaan, misalnya apakah corona memang dewa maut yang membuat kita takut? Apakah corona bisa menelan manusia hidup-hidup? Virus ini memang seakan berhasil membuat kita takut dan memaksa siapa pun utnuk mengurung diri di dalam rumah.
"Virus C-19 ini telah membawa banyak polemik dalam hidup masing-masing individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika dimaknai secara tepat, virus ini mengingatkan dan menghantar setiap orang bagaimana mengekpresikan diri sesuai dengan keahlian masing-masing dalam situasi sulit yang dialami."
Pandemi ini juga merupakan ujian bagi orang beriman yang selalu membiarkan diri dibimbing dan menyerahkan hidupnya hanya pada Kuasa Tuhan. Mungkin juga muncul pertanyaan reflektif, yaitu apakah manusia telah menjalani hidup sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya? Dengan membaca Kitab Suci dan berharap akan penyertaan Tuhan, setiap orang beriman kiranya dapat menatap Dia yang tak pernah henti memandang ciptaan-Nya dengan kasih. Dan, situasi sulit ini memberi pesan dan kode bahwa rumah memang merupakan tempat yang cocok untuk berdiam diri sembari mendengarkan firman-Nya.
Wabah ini mengingatkan juga bagaimana setiap orang merawat hidup dalam keluarga masing-masing. Hal baik yang bisa dipetik adalah kebersamaan dalam keluarga masing-masing. Jika sebelumnya, orang tua hanya disibukkan oleh pekerjaan di luar rumah, kini masing-masing orang tua disadarkan bahwa duduk bersama di meja makan itu lebih nikmat.
Kenikmatan hidup keluarga adalah saling berbagi di mana anak-anak dapat menceritakan pengalaman selama di sekolah dan orang tua juga bisa menceritakan tentang pekerjaan mereka. Jika hal ini terjadi, maka akan muncul dan terlihat keharmonisan hidup berkeluarga. Di dalam rumah, setiap anggota bisa bebas tertawa dan menampilkan kelucuan masing-masing. Suasana kebersamaan dalam keluarga sebenarnya didambakan oleh anak-anak. Anak-anak kiranya dapat menikmati waktu yang cukup bersama orang tua yang tidak bisa dibayar oleh harta. Memang, harta terindah adalah keluarga.
Dalam kehidupan sosial, kita juga dihadapkan dengan sebuah problem besar. Sebelum wabah ini terjadi, setiap orang dengan gampang untuk bertemu dan bisa saling berbagi cerita dan keluhan dengan  sesama. Sebagai makhluk sosial, kita patut bertanya apakah manusia menjalani hidup seperti ini untuk selamanya? Apakah setiap orang mesti hidup terpisah dan terasing dari orang lain demi semua dapat merasa ‘aman’? Atau, apakah virus ini memaksa kita untuk dijauhkan dari orang banyak? Atau, apakah virus ini melanggengkan dan meguatkan individualisme dan menjaga jarak dalam hidup bermasyarakat?
"Kini, C-19 telah membatasi ruang gerak setiap orang. Kita berada pada situasi di mana kita tidak bisa hidup berdekatan seperti dulu. Dalam lingkup yang lebih luas, kiranya virus ini menyadarkan kita dan mengubah banyak hal terutama menumbuhkan dan menguatkan solidaritas minimal dengan cara saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap menjaga kesehatan."
Memang, kini kita tengah berada di zona yang tidak nyaman. Minimal, hal baik yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengikuti anjuran pemerintah berdiam diri di rumah untuk meminimalisir penyebaran virus ini. Kiranya badai ini segera berlalu dan semoga dengan penyertaan Tuhan setiap orang dijauhkan dari virus C-19 ini.

Penulis : Yakobus Lukivantura
Previous Post
Next Post

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete