Saturday, April 11, 2020

PASKAH ADALAH KEBANGKITAN DAN KESELAMATAN


“Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru” (Band. Lukas 24 : 5 – 6)


EGI PRAGINANTA
KETUA PRESIDIUM PMKRI PALANGKA RAYA

Peristiwa paskah adalah salah satu hari suci yang sangat dinanti-nanti oleh umat kristiani yang juga merupakan puncak perayaan liturgis sepanjang tahun. Pada umumnya peristiwa Paskah dirayakan untuk memperingati kebangkitan Sang Juru Selamat Yesus Kristus dalam karya penebusan dosa umat manusia di Kayu Salib.

Paskah berakar dari kata dalam bahasa Yunani "pascha" atau kata dalam bahasa Ibrani "pesach" yang secara leksikal berarti melewati (to pass over). Paskah yang diperingati oleh orang kristiani di seluruh dunia awalnya merupakan hari raya suci kaum Yahudi dengan momentum perayaan tentang pembebasan bangsa Israel dari penjajahan dan perbudakan Mesir (ditulis dalam kitab Keluaran, Bilangan dan Ulangan). Tertulis disana bagaimana Musa membawa umat Allah keluar dari mesir melewati padang gurun dengan melakukan perjalanan dan pengembaraan selama 40 tahun menuju “Tanah Perjanjian Allah” yaitu Tanah Kanaan. 

Kebebasan bangsa Israel tentu tidak didapatkan begitu saja. Butuh perjuangan, pengorbanan, niat yang tulus dan tekat yang kuat hingga akhirnya sampai di Tanah Kanaan. Bangsa Israel tentu tidak mengabaikan peristiwa teologis di sana, pada  karya pembebasan ilahi tersebut yakni tentang penebusan Allah yang luar biasa, yang mewakili perasaan cinta Allah, yang diwujudkan dalam tindakan penyelamatan-Nya kepada mereka. Hari raya Paskah inilah yang diwariskan secara turun-termurun dalam bentuk perayaan keluarga untuk memperlihatkan harapan kepada Israel tentang terlepasnya atas persoalan diskriminasi sosial dan perbudakan.

Dalam perayaan Paskah tahun ini, dunia tengah dihadapkan pada persoalan Pandemi Virus Corona (COVID-19) dimana perayaan paskah benar-benar dalam suasana duka dan penuh dengan pergumulan. Kemeriahan suasana paskah tenggelam dalam kekawatiran dan keprihatinan. Dunia sedang dijajah oleh COVID-19 yang telah merampas kebahagiaan, canda tawa, meniadakan keadilan dan kesejahteraan, bahkan merenggut nyawa orang-orang yang kita sayangi dengan niat kejam ingin menguasai dunia.

Tentu ditengah-tengah pesoalan Pandemi Virus Corona (COVID-19) memberikan kita ruang refleksi dan merenungkan bahwa manusia itu begitu lemah. Seluruh pencapaian manusia, belum bisa diandalkan. Ya kita tidak hanya berbicara satu atau beberapa kasus tetapi ratusan ribu kasus yang mengorbankan begitu banyak jiwa, meskipun banyak yang mengklaim dirinya sebagai orang yang suci dan munculnya seolah ilmuan-ilmuan baru pun tidak mampu membuktikan bisa menangani pandemi COVID-19 ini, malah membuat kepanikan di sana-sini dengan sikap hanya bisa menyalahkan. Lagi-lagi dalam situasi seperti ini manusia masih saja bersikap tidak baik.

Injil dalam kitab suci menuliskan betapa tragis, mengerikan dan kejamnya peristiwa penyaliban Yesus. Pribadi Yesus yang tidak bersalah dihakimi dan dihukum mati tanpa peradilan yang adil. Pelakuan yang ditimpakan kepada Yesus pun diluar batas kewajaran. Hanya karena ego, kebencian, iri hati dan pikiran jahat segelintir orang, Yesus disudutkan dan diperlakukan dengan hina. Di kayu salib itu, Yesus sendiri. Tidak ada orang yang sanggup menjadi kawan atas penderitaan-Nya. Ia sungguh menderita, tak berdaya dan wafat dalam kesepian.

Pertanyaannya adalah apakah kita membiarkan Yesus tersalib lagi di era sekarang ini? Tersalib oleh virus corona. Posisi kita sekarang ada dimana? Ada di kerumunan orang yang mengolok, menghina dan merendahkan martabat Yesus ataukah kita mengikuti teladan Bunda Maria, Simon dari Kirene dan belajar dari wanita-wanita yang menangis? Kitapun seharusnya ikut bersama Dia dengan menyalibkan ego, kebencian, iri hati dan pikiran jahat demi memerangi maut COVID-19. Duka yang sebagian orang rasakan tentu berbeda dengan duka mereka yang saat ini berada di rumah sakit dan yang berjuang di garda terdepan dalam penanganan COVID-19 ini, karena berbeda hasilnya jika menyelesaikan masalah dengan kepanikan dan ketakutan dibandingkan dengan ketenangan dan penuh kepercayaan. Sejarah yang akan mencatat siapa orang-orang yang berjuang demi menangani COVID-19 ini bukan orang-orang yang hanya bisa menyalahkan apalagi mereka yang menyebarkan kebencian dan berita HOAX atau mereka yang mengambil keuntungan pribadi dari pandemi COVID-19 ini.

Kebangkitan Yesus memberikan optimisme bagi kita akan adanya keselamatan. Menjaga jarak bukan berarti meinggalkan kepedulian dan solidaritas. Mari bersama kita bergotong rotong saling meringankan beban, saling berempati, saling meneguhkan satu sama lain untuk menghayati pengorbanan salib Kristus. Memeriahkan paskah dengan berbuat tindakan nyata terhadap kehidupan kita sehari-hari, karena Yesus bersama dengan kita melewati derita COVID-19  ini. Terus berjuang memerangi Pandemi Virus Corona (COVID-19) ini agar kita bisa berkumpul bersama lagi, merayakan misa, mengembalikan kebahagiaan dan canda tawa kita hingga bencana ini tidak mampu mengalahkan kita.



Penulis : Egi Praginanta


Previous Post
Next Post

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete