Friday, May 22, 2020

COVENTURE : PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS ANDROID UNTUK MENGHADAPI PANDEMI COVID-19


Oleh : Andy Dwiki Iranda

Pada awal bulan Desember 2019 di Wuhan muncul virus baru bernama COVID-19 (corona virus disease 19). COVID-19 tergolong sebagai pandemi karena penyebarannya sudah menjalar ke seluruh pelosok dunia. Meskipun COVID-19 memiliki tingkat kematian 2-5% yang terbilang rendah dibandingkan virus SARS. Namun persebaran virus ini sangat cepat dan memakan banyak korban jiwa. Data dari Worldometers (20/5/2020) menyebutkan jumlah total kasus COVID-19 sebanyak 5.000.630 kasus dengan jumlah kematian 325.156 orang. Indonesia menjadi negara peringkat ke-33 dengan jumlah kasus 19.189 dan angka kematian 1.242 orang. Hal itu karena gejala COVID-19 sulit dibedakan, misalnya demam, batuk, dan sesak nafas. WHO (World Health Organization) menyebutkan virus tersebut menular melalui droplets (air liur) atau fomites (muntah). Oleh karenanya ketika seseorang yang positif COVID-19 batuk atau air liurnya mengenai suatu benda, maka orang lain yang melakukan interaksi akan tertular penyakit ini. 
Munculnya wabah COVID-19 nampaknya direspon dengan cara yang berbeda-beda oleh masyarakat. Sebagian masyarakat percaya bahwa COVID-19 adalah sebuah teori konspirasi atau omong kosong belaka, akibatnya segolongan masyarakat acuh tak acuh dengan virus ini. Istilah yang disematkan bagi orang yang tak memperdulikan keselamatannya maupun orang lain di masa pandemi ini disebut covidiot. Covidiot artinya orang-orang yang meremehkan COVID-19, misalnya seperti tetap berkumpul di masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini tentunya merugikan diri sendiri dan orang lain, terlebih lagi apabila mereka termasuk invincible carrier, bisa saja mereka merasa sehat tapi tetap bisa menularkan kepada orang lain.     
Anak-anak yang cenderung meniru apa yang dilihatnya perlu diedukasi sejak dini. Seperti teori Bobo Doll Bandura yang mana seorang anak kecil merubah perilakunya hanya karena melihat tindakan yang ada di depan matanya. Selain itu, MacDermmot (2020) mengungkap bahwa anak-anak juga memiliki potensi tinggi sebagai invincible carrier karena mereka memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Pada masa Pandemi COVID-19 sangat penting untuk mengedukasi anak-anak supaya mereka paham akan bahaya dari virus ini. Anak-anak membutuhkan media edukasi yang sesuai supaya dapat diterima dengan baik. Kesalahan dalam mengedukasi anak-anak akan sangat berbahaya. Misalkan saja ketika media edukasi itu terlalu menyeramkan maka bisa menimbulkan trauma, sedangkan apabila media edukasi tidak memahamkan dengan baik maka mereka akan tidak akan bijak dalam bertindak. Maka dari itu perlu suatu media yang sesuai untuk mengedukasi anak-anak.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki sebuah gagasan dalam mengedukasi anak-anak mengenai bagaimana cara menangani COVID-19. Penulis membuat esai dengan judul “Coventure: Permainan Edukatif Berbasis Android untuk Menghadapi Pandemi COVID-19”. Coventure bertujuan untuk mengedukasi anak-anak dalam menyikapi pandemi COVID-19. Harapannya setelah memainkan Coventure maka akan lebih bijak dalam bertindak. Penggunaan permainan edukatif mampu menghadirkan interaksi yang tak membosankan. Oleh sebab itu, Coventure menjadi media edukasi yang sesuai bagi anak-anak.

Coventure dan Edukasi dalam Menghadapi COVID-19
Edukasi dalam menghadapi pandemi COVID-19 perlu ditanamkan sejak dini. Pendidikan sejak dini sangat penting untuk dilakukan karena pada masa itulah manusia mulai membentuk mental dan karakternya (Kemdikbud). Dengan terbentuknya mental dan karakter baik maka akan menghasilkan kebiasaan dan gaya hidup sehat. Pelaksanaan edukasi mengenai COVID-19 perlu dilaksanakan sesegera mungkin, mengingat nyawa adalah taruhannya. Worldometers menyatakan bahwa tingkat kematian anak terhadap COVID-19 adalah 0,2%.
Jika tak dibekali dengan edukasi yang cukup maka anak-anak bisa membahayakan dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya. Edukasi mengenai COVID-19 bagi anak mencakup bahaya, gejala, dan tindakan pencegahan (UNICEF). Peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai COVID-19 akan berbanding lurus dengan kewaspadaan anak menghadapi pandemi COVID-19. Pengetahun tersebut cukup sebagai bekal anak untuk bijak dalam bertindak di masa pandemi COVID-19.
Coventure dikemas dalam bentuk permainan edukatif dengan genre RPG (Role Playing Game). RPG merupakan permainan yang paling diminati masyarakat Indonesia (Agate Studio, 2012). RPG adalah permainan yang meminta kita berimajinasi sebagai karakter yang ada di dalam permainan. RPG mampu memberikan sensasi seakan-akan pemain masuk ke dalam permainan. Contoh permainan RPG yang berhasil adalah Final Fantasy. Genre ini menyenangkan dimainkan karena jarang memiliki konsep menang dan kalah.
Penggunaan permainan edukasi telah sering digunakan di Indonesia. Penelitian Vitianingsih (2016) menemukan bahwa permainan edukasi terbukti membantu proses pembelajaran dalam mengkonversikan cara belajar konvensional menjadi cara belajar simulasi dengan media game dan memudahkan anak untuk menerima pembelajaran. Serupa dengan penelitian Putra dkk (2016) yang menemukan bahwa permainan edukasi mengajarkan tentang pengembangan daya pikir anak yang didukung antarmuka yang mudah dimengerti. Permainan edukasi dapat mudah ditangkap oleh anak karena sistemnya meminta anak lebih aktif di dalamnya.

Alur Cerita Coventure
Alur cerita Coventure adalah seorang ksatria yang menghadapi monster COVID-19. Monster COVID-19 memiliki tujuan untuk menghancurkan dunia. Sebelum mengalahkan monster COVID-19, sang ksatria perlu mengalahkan pasukannya, yaitu covidiot atau orang-orang yang telah terinfeksi COVID-19. Sang ksatria perlu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk mengalahkan monster COVID-19. Untuk mendapatkan APD, ksatria bisa membeli di toko dengan hadiah poin setelah mengalahkan covidiot atau menemukan di jalan.
Selama perjalanan menuju markas monster COVID-19 sang ksatria akan selalu dihadang oleh covidiot yang semakin lama semakin kuat. Semakin kuat lawan maka semakin tinggi pula poin yang didapatkan. Sang ksatria bisa meningkatkan kekuatan APDnya apabila sudah memiliki poin yang cukup. Di sela-sela perjalanan sang ksatria juga akan menemui tawanan yang bisa rekan bertarung apabila diselamatkan dari covidiot.
Akhirnya, sang ksatria akan bertarung dengan monster COVID-19 dengan APD yang telah ditingkatkan serta bantuan dari rekan-rekan yang telah diselamatkan. Monster COVID-19 akan kalah apabila sang ksatria dan rekan-rekannya bisa kompak dalam menyerangnya. Ketika monster COVID-19 sudah kalah maka covidiotpun juga akan ikut kalah. Tamat.

Pelajaran dalam Coventure
1. Ksatria
Peran ksatria menggambarkan bahwa kita harus memerangi COVID-19 yang bertujuan menghancurkan dunia. Hal itu bertujuan supaya pemain paham bahaya dari COVID-19.
2. APD
Munculnya APD berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dalam self protecting. Masyarakat harus bisa melindungi diri sendiri dari bahaya virus ini. APD harus tetap dikenakan apabila kita mau menghadapi COVID-19.
3. Monster COVID-19
Monster COVID-19 adalah perwujudan dari pandemi COVID-19. Dalam Coventure, monster ini adalah musuh utama dari ksatria. Musuh yang harus dikalahkan supaya dunia bisa diselamatkan.
4. Covidiot
Covidiot adalah orang-orang yang telah terinfeksi virus. Covidiot harus dihindari supaya pemain tidak ikut tertular COVID-19. Covidiot juga akan memunculkan gejala-gejala seperti batuk, demam, dan sesak nafas supaya pemain teredukasi mengenai gejala COVID-19.
5. Rekan
Rekan adalah hal penting dalam Coventure. Apabila tidak memiliki rekan maka tak bisa mengalahkan monster COVID-19. Maksudnya adalah masyarakat tak bisa berjuang sendiri dalam menghadapi COVID-19. Kita juga harus mengedukasi orang-orang sekitar supaya turut serta dalam menghadapi pandemi ini.

Desain Tampilan Coventure

No
Ilustrasi
Keterangan
1

Tampilan Dalam Coventure
2
Tokoh Utama
3
Rekan 1
4
Rekan 2
5
Rekan 3
6

APD
7

Monster COVID-19
8

Covidiot

Masyarakat harus selalu diedukasi dalam rangka menghadapi pandemi COVID-19. Anak-anak yang belum paham bahaya akan virus ini seharusnya segera diedukasi. Edukasi memerlukan media pembelajaran yang tepat supaya memberikan hasil maksimal. Media pembelajaran perlu menyesuaikan dengan karakteristik pengguna. Coventure hanyalah salah satu dari media pembelajaran yang bisa kita gunakan untuk mengedukasi anak-anak mengenai pandemi COVID-19. Harapannya akan muncul berbagai media edukasi yang bisa menyadarkan masyarakat. Marilah bersama-sama berjuang melawan COVID-19!



DAFTAR PUSTAKA
Anik Vega Vitianingsih. 2016. Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal INFORM: Vol. 1.  Nomor 01. ISSN: 2502-3470.
Duarte, Fernando. (2020). Disitasi 20 Mei 2020, dari: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51453377
Putra Dian Wahyu dkk, 2016. Game Edukasi Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. ISSN: 2502-5716. Pasuruan: Universitas Merdeka.
Studio, A. (2012). Genre Favorit. Jakarta: Agate Studio.
UNICEF Indonesia. (2020). Disitasi 20 Mei 2020, dari: https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus
Wolrdometers. (2020). Disitasi 20 Mei 2020, dari: https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries

Previous Post
Next Post

1 comment:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete