STRATEGI DAN TAKTIK MENUJU KEMENANGAN

Oleh: Ona Krisma Daya

Muncul untuk mempermudah bukan mempersulit bahkan keributan sebelum kekalahan

Ditengah pandemi Covid – 19 yang masih berkembang setiap harinya, seperti tanpa ada halangan yang berarti memakan dan menjatuhkan korban jiwa setiap waktunya di seluruh penjuru dunia. Mengingatkan kita seorang tokoh yang bernama Sun Tzu sebagai seorang jendral militer tiongkok kuno, ahli strategi dan filsuf telah menulis buku yang berjudul The Art of War pernah mengatakan “Appear weak when you are strong, dan strong you are weak” atau “Tunjukan bahwa anda lemah saat anda kuat, dan kuat saat anda lemah”. Ungkapan kata tersebut menunjukan keterkaitan yang mendalam dengan kondisi saat ini, dimana sistem selalu menunjukan kekuatan luar biasa ditengah kelemahan yang selalu menggerogoti karnanya strategi jangka panjang untuk antisipasi hal yang terburuk jarang mendapatkan hasil yang memuaskan didalam pengimplementasian. Strategi tanpa taktik adalah jalan paling lambat menuju kemenangan, dan taktik tanpa strategi adalah keributan sebelum kekalahan.

Strategi yang kita ketahui secara umum suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang dalam suatu lembaga atau organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan dapat tercapai. Dalam hal ini juga dapat diartikan suatu tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) menyesuaikan harapan di masa mendatang. Sedangkan taktik suatu cara yang bersifat spesifik yang dilakukan untuk menerapkan suatu strategi yang dipilih, lebih tepatnya suatu metode pelaksaana strategi. Faktanya kondisi hari ini semakin jelas menunjukan dalam proses penanganan COVID-19 memakai dan menempuh jalan paling lambat menuju kemanangan, dengan membuat strategi tanpa taktik yang konsisten dan tepat ditengah keadaan yang semakin kearah ketidakjelasan individu dalam menjalankan kehidupan. 

Salah satu kalimat metafora strategi dan taktik adalah formulasi. Formulasi/perumuasan yang dimaksud harus mencakup sesuatu yang dapat Terukur (Measurable), Terjangkau (Accessible), Cukup luas (Substantial), dan Dapat dilaksanakan (Actionable). Analogi sederhananya implementasi strategi dan taktik, seperti produsen jamu (obat teradisional) ingin memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat yang berkhasiat tinggi (strategi), maka (taktik) berupa penawaran dengan harga yang murah sehingga pembeli mengalami peningkatan dan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Begitu juga rumah ketika ingin menerapkan strategi nyaman dan aman, taktik yang diterapkan seperti suhu dalam ruangan diatur jangan terlalu panas dan tidak terlalu dingin, dinding dan lantai dibersihkan, barang-barang disusun rapi dan dikelompokan sesuai kebutuhan dan sama halnya ketika asap mulai masuk didalam rumah besar kita sumber permasalahannya yang dicari yaitu padamkan apinya. Kedua hal tersebut harus selalu berjalan beriringan untuk mencapai kemenangan yang lebih cepat dari yang diharapakan itu yang dinamakan formulasi.

Kenyataan hari ini ternyata jauh berbeda dengan yang diharapkan. Banyaknya peraturan dan himbauan yang menjadi strategi pemerintah untuk memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19, tetapi disisi lain malah peningkatan jumlah korban yang terpapar virus tersebut selalu bertambah. Menjawab problematika tersebutnya tentu sangat beragam tidak hanya berbicara dari satu sudut pandang dan satu alur skenario. Sebab semua sendi kehidupan mengalami dampakya seperti ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan pola pikir sehingga sangat berpengaruh kepada proses penanganan dan percepatan untuk memutuskan mata rantai penyebaran COVID - 19 secara terkhusus di Indonesia. 

Di beberapa negara yang sudah sukses berperang melawan covid-19 tentunya ada beberapa metode dan antisipasi yang dapat diterapkan di negara lain walaupun tidak semuanya sebab berbedanya kultur budaya dan sistem pemerintahan disuatu negara. Hal-hal yang dilakukan seperti 1) Tes, tes dan lebih banyak tes, 2) Isolasi mereka yang terinfeksi, 3)  Persiapan dan reaksi cepat, 4) jaga jarak (social distancing), 5) Mempromosikan gaya hidup higienis, 6) Pelacakan pergerakan pasien sebelumnya. Dari beberapa metode dan strategi tersebut sudah diterapkan di Indonesia walaupun pada akhrinya tidak berjalan sesempurna yang diharapkan. Tetap masih banyak jumlah kasus yang bertambah dan pelanggaran yang dilakukan masyarakat. 

Di negara yang menganut paham demokrasi seperti indonesia ini kebebasanlah (menyampaikan pendapat, bekerja, bersekolah, memilih kepercayaan, menjalankan aktivitas sehari-hari Dll) yang menjadi kunci utama sebab diatur dalam konstitusi, hal tersebut menyebabkan masyarakat memiliki keberanian untuk sesekali tidak mendengarkan anjuran dari pemerintah, maka sangat berdampak kepada proses percepatan penanganan COVID-19. Berbeda dengan negara yang menganut paham komunis yaitu negara yang memiliki kuasa penuh mengatur mesyarakatnya sebab hak milik perorangan digantikan dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara maka masyarakat menurut dan pergerakan virus tersebut mudah untuk dikontrol.

Terdapat juga contoh di negara tetangga kita yaitu Singapura, membuktikan salah satu kunci keberhasilan pencegahan penularan COVID-19 dengan menerapkan pelacakan pergerakan sebelumnya dari pasien yang positif Dari data yang sudah didapat. Petugas akan menelpon mereka yang pernah berinteraksi dengan yang sudah dinyatakan positif, untuk mengetahui kondisi mereka. Pemerintah singapura juga membuat aplikasi yang bisa digunakan untuk melacak pergerakan mereka yang terkena virus corona, aplikasi tersebut bernama “TraceTogether”. Cara kerjanya cukup sederhana Ketika pengguna aplikasi berada dekat satu dengan yang lain atau berinteraksi, aplikasi kemudian akan mengirim sinyal lewat Bluetooth, mencatat seberapa dekat kontak yang terjadi dan berapa lama terjadinya kontak. Aplikasi tersebut akan menyimpan data selama 21 hari dan pemerintah bisa mengaksesnya, jika seorang pengguna terkena virus.  Ini juga bisa menjadi bahan referensi pemerintah dalam mensiasati penyebaran COVID-19 yang masih begitu masif ditanah air, sebab kebanyakan masyarakat juga sudah memiliki smartphone.

Baru-baru ini juga didalam akun Youtube Investigasi 101 yang mempublikasi suatu video pada tanggal 19 Mei 2020 yang cukup menarik terkait COVID 19 yang berjudul “Solusi konkret atas Covid-19” tentang cuplikan wawancara Dr.Andrew Kaufman (Doktor medis Amerika, Profesor Piskiatri, pakar molekular & saksi ahli) di media LondonReal.TV tentang fakta dan fiksi virus Corona. Dalam opening yang dibawakan oleh Brian Rose menyampaikan selama pandemik Covid-19 Dr.Kaufman bertentangan dengan media mainstream dengan pertanyaan bahwa : 1) Virus Corona bukan lah penyebab penyakit baru ini, 2) Tidak ada Covid-19 meningkatkan kematian, 3) pengobatan moderen adalah penyebab kematian yang sesungguhnya. Dalam penelitian Dr. Kaufman, mustahil teknik seperti itu bisa mengisolasi virus, memurnikannya dan membuktikan virusnya eksis. Inti persoalannya yang dikemukakan Dr. Kaufman, Saintis mengambil DNA/RNA dari inang padahal isi didalamnya macam-macam, sedangka virusnya tidak dimurnikan terlebih dahulu dipisahkan dari genetik lainnya, maka yang menjadi permasalahnnya adalah prosedurnya bukan yang digunakan.

Jadi solusi kongkrit dari Dr. Andrew Kaufman,M.D dalam cuplikan wawancara di media LondonReal.TV untuk mengurangi jumlah korban dan pembuatan vaksin tepat sasaran Covid-19, yaitu 1) Ambil sample (cairan paru-paru); 2) murnikan virusnya termasuk dari exosome; 3) Ambil DNA/RNA yang sudah dimurnikan; 4) identifikasi, visualisasi dan penelitian urutan genetik virus untuk:  Pembuatan Gold Standard PCR TEST yang akurat dan Pembuatan vaksin yang tepat sasaran.

Kembali dalam pembahasan awal dimana “ Kuat disaat lemah” hanya dapat terlaksana ketika strategi dan taktik yang menjadi formulasi dapat berjalan dengan seimbang tidak lain dapat diwujudkan dengan kolaborasi antara masyarakat dan tataran penyelenggara negara. Dari berbagai pernyataan diatas adalah contoh formulasi yang dapat diterapkan di Indonesia dengan berkaca dan mengadopsi formulasi dari beberapa negara yang telah berhasil menang dalam peperang melawan virus tersebut dan selalu mencoba menemukan vaksin untuk COVID-19 agar orang kebal terhadap Virus tersebut tanpa terpaku dengan diproduksi oleh negara lain, serta dapat memanfaatkan teknologi informasi sekarang ini untuk hal yang berguna dalam penanganan virus ini di Indonesia. hal seperti itu mulai sekarang harus dipikirkan secara bersama-sama. 

Sebab sejatinya suatu strategi dan taktik adalah jalan paling cepat menuju sebuah kemenangan di tengah Pandemi COVID-19 ditopang kaloborasi sebagai pondasi terkuatnya. karna begitu cepat dan lancarnya pergerakan Covid-19 berdampak dan berkuasa diseluruh aspek, sehingga dapat digambarkan COVID-19 seperti Lewitan yaitu monster laut yang menakutkan dalam khazanah mitologi Timur Tengah Kuno yang dapat memuncul masalah yang semakin dahsyat dan besar didalam tataran kehidupan sosial masyarakat jika wabah COVID -19 ini tidak dimenangkan dan diatasi dengan cepat. Peraturan (strategi dan taktik) muncul untuk mempermudah bukan mempersulit bahkan membuat keributan sebelum menuju kekalahan.

Pada akhirnya kemanangan berperang melawan COVID-19 di Indonesia terpulang kepada diri masyarakat itu sendiri. Apakah kita tetap membiarkan diri menjadi masyarakat yang mudah mengeluarkan kata kashian dan mudah menaruh simpati bahkan sekaligus mudah kecewa (mellow society) ?, apakah kita tetap membiarkan bangsa ini berada dalam pusaran Covid-19 yang menghantui setiap saat? Atau apakah kita memiliki niatan untuk memperbaiki nasib bangsa itu sendiri kembali kepada habitusnya semula yang aman dan nyaman ?. Hanya dengan bersatu dan berkolaborasi kita dapat dengan cepat memenangkan pertarungan ini. Pepatah kuno yang dicetuskan oleh Aesopus (Penyair dari Yunani 621-564 SM) mengingatkan kita semua “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”. Merupakan suatu ungkapan yang sangat mendalam bagi kita untuk membagun masa depan dengan saling mendukung satu dengan yang lain didalam bidang masing-masing.